YPMAK tidak pernah menelantarkan peserta beasiswa
Timika, PG- Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) –Timika menanggapi serius beredarnya video yang mengatakan bahwa ada 100 anak-anak penerima bea siswa terlantar di Jakarta.
Wakil Direktur Program dan Monev YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro mengatakan pihaknya mengklarifikasi terkait dengan beredarnya video yang mengatakan bahwa ada 100 anak anak dari YPMAK di Timika yang berada di asrama di Jakarta terlantar dan tidak diperhatikan.
“Yang saya mau sampaikan di sini bahwa program YPMAK beasiswa khusus untuk anak anak yang berada di Jakarta adalah program khusus yang ditangani oleh mitra kita yaitu Yayasan Binterbusih. Mereka menerima dana dari YPMAK untuk mengelola bea siswa itudan langsung ditangani oleh mitra kita yaitu Binterbusih semuanya,”kata Karupukaro di Timika.
Oleh sebab itu kata dia kalau dikatakan ‘mereka terlantar dan dikeluarkan dari rumah kontrakan itu keliru.’
“Karena anak anak kita ini mereka yang kelola sendiri biaya hidupnya, biaya hidup dari kami YPMAK berikan kepada mitra dan mitra Binterbusih langsung salurkan kepada anak anak peserta bea siswa untuk dikelola sendiri. Itu ada biaya akomodasi, biaya konsultasi dan biaya lain lainya,”katanya.
Dia katakan anak anak penerima bea siswa sudah dewasa dan kalau ada isu yang beredar pihaknya sudah melakukan klarifikasi dengan pihak Binterbusi untuk Korwil di Jakarta.
Pihaknya mengatakan bahwa tidak sebanyak anak anak seratus itu dan mereka hanya 15 sampai 20 orang yang sama sama tinggal di rumah kontrak itu, dan mereka memilih tinggal di situ. “Tetapi setelah itu mereka sudah pindah karena Pemda tidak melanjutkan pembayaran kontrak tersebut. Mereka keluar dan tinggal dikontrakan tersendiri karena mereka tinggal di luar dan dibiayai oleh mereka sendiri,”katanya.
Mengutip http://yayasanbinterbusih.com menyebutkan bahwa Yayasan Binterbusih berawal dari kegiatan pembinaan dalam bentuk kepanitiaan kemudian oleh sejumlah rohaniwan muda Papua didirikan Yayasan Bina Teruna Indonesia Bumi Cendrawasih atau akrab dengan Yayasan Binterbusih di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1988. Yayasan ini peduli membantu membentuk generasi muda Papua secara baik, terencana dan berkesinambungan.
Sejak tahun 1997 bekerjasama dengan Proyek Wilayah Timika Terpadu (PWT2) diteruskan oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Irian Jaya (LPMI) dan kemudian oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dan saat ini menjadi YPMAK (Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro) mengelola program beasiswa baik untuk mahasiswa Papua pada umumnya, khususnya suku Amungme dan Kamoro. Selama kurang lebih 30 tahun sudah banyak pelajar dan mahasiswa yang menyelesaikan studinya melalui program ini. (dam)