Test assessment merupakan kelanjutan dari test potensi calon Pengurus YPMAK Papua Tengah
Sebanyak 28 calon pengurus Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) mengikuti tes assessment atau kompetensi dan wawancara
TIMIKA, papuagoal.com- Direktur PT ARA Indonesia, Yosefini Rasyanti Munthe mengatakan, tes assessment ini merupakan kelanjutan dari tes potensi yang sudah dijalankan.
Diakakan ada 12 aspek kompetensi yang dinilai dalam tes assessment dari 14 aspek. Peserta akan dinilai apa yang bisa dilakukan dan akan dilakukan untuk kesuksesan sebagai pengurus YPMAK.
“Namun sebelum pelaksanaan tes, pada Sabtu tanggal 13 Juli 2024 kemarin, kami lakukan sosialisasi untuk menjelaskan apa yang harus dipersiapkan dalam tes kompetensi ini. Sehingga diberikan satu hari untuk mematangkan ide-idenya, terkait kenapa mereka (calon) layak duduk sebagai pengurus YPMAK,” katanya dalam press release yang diterima dari Humas YPMAK, Rabu (17/6/2024).
Sebanyak 28 calon pengurus Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) mengikuti tes assessment atau kompetensi dan wawancara.
Tes assessment digelar tanggal 15 dan 16 Juli 2024 di Gedung MPCC, Jalan Agape, Mimika, Papua Tengah.
Lebih lanjut kata Yosefini, pada tes assessment juga dilakukan simulasi apabila mereka terpilih nanti.
Menurut dia dalam simulasi ini calon pengurus akan dinilai apa yang akan dilakukan, kenapa itu dilakukan, bekerjasama dengan siapa, kapan dilakukan, dimana, dan mengapa program itu penting.
“Ini untuk menyadarkan posisi dari masing-masing calon, baik itu sebagai ketua, wakil ketua, maupun sekretaris, dengan kelengkapan khusus yang harus dilakukan,” kata Yosefini.
Ia menambahkan, dari 12 kompetensi yang akan dinilai atau dievaluasi dalam tes assessment, 10 kompetensi itu wajib dan dua kompetensi khusus pada masing-masing jabatan.
Dikatakan dalam 10 kompetensi wajib yang dimaksudkan adalah, kompetensi integritas dan etika organisasi, kepemimpinan tim, komunikasi dan manajemen konflik, manajemen strategis pemahaman politik, manajemen strategis, akuntabilitas dan pelaporan kinerja, tata kelola dan keuangan, orientasi pelayanan, manajemen SDM, pengembangan program, serta keberagaman, kesetaraan, iklusi, dan keberlanjutan.
“10 kompetensi itu akan diperiksa atau dinilai untuk empat posisi yakni ketua, wakil ketua I, wakil ketua II, dan sekretaris,” katanya.
Sementara untuk dua kompetensi khusus lanjut dia pada masing-masing jabatan, yakni untuk ketua adalah kepemimpinan dan tata kelola organisasi.
Sedangkan untuk Wakil Ketua Bidang Pemantauan Program, kata dia yakni kompetensi pemantauan dan evaluasi serta penilaian dampak.
Sementara untuk Wakil Ketua Perencanaan Program kompetensi yang dinilai kata dia adalah pemberdayaan dan analisis data.
Sedangkan untuk Wakil Ketua Pendukung atau Sekretaris, lanjut dia kompetensi yang dinilai adalah manajemen administrasi, manajemen SDM dan pengembangan.
“Dua kompetensi khusus ini ditambahkan untuk melihat secara langsung bagaimana setiap posisi ini bisa melakukan pemberdayaan. Dimana pemberdayaan itu harus menciptakan bagaimana program yang diberikan itu bisa berkelanjutan dan masyarakat terbedayakan (mandiri dan berdampak positif bagi lainnya),”katanya.
Jadi presentasi program dari masing-masing calon ini bagaimana menterjemahkan visi-misi YPMAK dalam bentuk program. Serta bagaimana menyakinkan bahwa program itu dijalankan bukan hanya wacana.
Sementara untuk penilaian dari presentasi, Yosefini menambahkan, pihaknya akan melihat tiga hal. Pertama, pada saat presentasi ide apa yang diusung.
Menurut dia, konsultan akan melihat 5W (what, when, where, who, dan why) dan 1 H (how). Dengan melihat hal tersebut, maka akan jelas tujuan itu tercapai. Serta dengan anggaran yang begitu besar dampaknya apakah sebanding atau tidak dampaknya.
“Dan kalau bicara apakah tepat sasaran, maka pertanyaannya adalah kenapa, kenapa, kenapa, dan kenapa. Ini diperlukan agar mendapatkan akar yang didapat dan sasarannya,” katanya.
Kedua adalah, bagaimana cara melibatkan pihak lain. Karena percuma memiliki ide yang bagus, tetapi tidak mengetahui siapa yang dilibatkan, bagaimana menurunkan program, memberikan arahan, dan memastikan program itu berjalan.
“Setelah dijalankan, apa yang dirasakan. Sehingga mengetahui apakah program itu tercapai atau tidak. Dan apakah ada masukan untuk menjadi lebih baik,” tambahnya.
Ketiga, belajar mendengar apa yang menjadi ide orang lain untuk mengetahui bahwa semua itu diperlukan.
“Dengan adanya hal-hal yang baru, maka diharapkan calon ini bisa terbuka wawasannya. Sehingga wacana bisa berkembang dengan baik,” katanya.(*dam)