Siapkah mahasiswa hadapi masa setelah perkuliahan, pada program pendampingan Studi mahasiswa Program Beasiswa YPMAK
Dalam kegiatan ini banyak diskusi tentang Papua saat ini dari segi sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan ketenaga kerjaan
TIMIKA,papuagoal.com– Pada program bea siswa dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesi berikan penjelasan tentang hak dan kewajiban bagi sebanyak 300 peserta untuk melanjutkan pendidikan. Terutama untuk melanjutkan pendidikan tinggi pada beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa.
Salah satu lembaga bernama Yayasan Bina teruna Indonesia Bumi Cendrawasih atau akrab dengan sebutan Yayasan Binterbusih sebagai salah satu mitra kerja YPMAK untuk mendampingi mahasiswa asal tanah Papua khususnya penerima beasiswa dari YPMAK pengelola dana yang berasal dari PT Freeport Ind.
Tepatnya pada 2023 lalu, Yayasan Binterbusih telah melakukan untuk Mahasiswa Program Beasiswa YPMAK dengan tema ‘Studi Sebagai Pondasi Masa Depan’. Demikian dikutip papuagoal.com dari laman resmi yayasanbinterbusih.com, Rabu (21/8/2024)
Kegiatan itu berlangsung pada beberapa kota studi di Pulau Jawa antara lain di Bandung di Wisma Pratista 7-8 Oktober 2023, untuk kota studi Bandung yang diikuti 23 peserta. Sedangkan di Wisma Banaran untuk kota studi Salatiga – Ungaran diikuti 45 peserta, dan di Griya Paseban untuk kota studi Semarang diikuti 27 peserta.
Pada tanggal 14 – 15 Oktober 2023 kegiatan dengan tema dan materi yang sama dilaksanakan di University Hotel Yogyakarta untuk kota studi Yogyakarta dan diikuti 37 peserta serta Rumah Retret Syalom Batu, Malang untuk kota studi Malang dan Surabaya yang diikuti 29 peserta.
Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh peserta beasiswa. Dalam kegiatan pendampingan studi peserta dan Yayasan Binterbusih akan melihat sampai dimana perjalanan perkuliahan peserta beasiswa dengan menghitung berapa SKS yang sudah lulus, berapa sks yang tidak lulus, dan berapa sks lagi yang masih harus ditempuh, serta menghitung berapa lama lagi waktu studi yang harus ditempuh untuk menghabiskan sisa sks tersebut. Namun, sebelum masuk ke initi kegiatan diatas, peserta terlebih dahulu diajak berpikir tentang apa yang akan terjadi di masa setelah perkuliahan peserta. Peserta juga diajak untuk sama-sama berfikir tentang kondisi di Kab. Pegunungan Bintang sekarang, tantangan apa yang sedang terjadi dan tantangan apa yang akan terjadi saat para peserta ini lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Peserta juga diajak memikirkan apakah kita sudah mempersiapkan diri menghadapi masa setelah perkuliahan yaitu masa terjun ke masyarakat.
Dalam kegiatan ini banyak diskusi tentang Papua saat ini dari segi sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan ketenaga kerjaan. “Kita harus berani merelakan diri untuk pergi kekampung-kampung dan melayani masyarakat. Karna banyak orang tidak memperhatikan Pendidikan di kampung-kampung. Walaupun kita bukan guru kita harus punya hati untuk memperhaatikan masyarakat kampung. Dalam hal lapangan pekerjaan , bukan lapangan kerjanya yang kurang, namun skill kita yang kurang. Jadi, lapangan pekerjaan yang banyak itu kita tidak bisa ambil dan manfaatkan. Ada pemekaran atau tidak harus menyiapkan diri jadi orang yang berkualitas supaya besok beberapa tahun lagi bisa menjadi pemimpin yang baik.”
Pada inti dari kegiatan ini peserta diminta menghitung dan mengisi form pemetaan akademik yang berisi : berapa SKS wajib, berapa SKS yang sudah lulus, berapa sks yang tidak lulus, dan berapa sks lagi yang masih harus ditempuh, serta menghitung berapa lama lagi waktu studi yang harus ditempuh untuk menghabiskan sisa sks, juga mengisi IP dan IPK semester lalu. Setelah mengisi form akademik peserta diminta membacakannya satu persatu sambil dikoreksi oleh pendamping jika ada kesalahan.
“Setelah kita melihat realita di Papua, melihat masalah di Papua saat ini, melihat kita sekarang, lalu apa yang akan kita lakukan setelah ini untuk membuat pondasi, mempersiapkan diri di dunia kerja dan kemasyarakatan?” – Pertanyaan diatas adalah dasar untuk membuat komitmen peserta dan sekaligus menjadi penutup kegiatan tersebut. (*)