SATP, Sekolah Binaan YPMAK di Timika, ada Laboratorium Alam
Ada Laboratorium Kimia. Di lab ini, para siswa kelas 7 bersama guru kimia di lab sudah berhasil mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar minyak yang digunakan untuk kompor
TIMIKA, papuagoal.com– Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) di Kabupaten Mimika, Timika Papua Tengah, adalah sekolah berpola asrama dengan berbagai program pembelajaran berkelas internasional. Bahkan guru bahasa Inggris juga berasal dari Filipina dan juga guru dari Amerika Serikat terutama praktis dalam berbahasa Inggris.
SATP dikelola oleh Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) dan merupakan mitra pendidikan dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI). Demikian kata Kepala Sekolah Asrama Taruna Timika Johana M Tnunai kepada papuagoal di sekolah saat berkunjung ke sana 4 Agustus 2024.
Sekolah ini memiliki siswa berjumlah 1.190 untuk tingiat SD dan SMP dengan rata-rata siswa per kelas 28 orang. Jumlah siswa ini dibuat kurang dari jumlah yang seharusnya, agar guru-guru bisa maksimal memberikan pelajaran kepada para siswa.
Di sekolah ini, ada berbagai kelas-kelas yang mungkin tidak ditemukan di sekolah lain di Kabupaten Mimika. Salah satunya adalah kelas montessori.
Kelas montessori ini dibuat untuk anak berusia 6 sampai 7 tahun atau lebih kepada anak-anak yang baru masuk sekolah. Pembelajaran di kelas ini, diberikan oleh tiga pengajar yang didatangkan langsung dari Jogjakarta. Masing-masing pengajar menangani satu sampai dua anak.
“Yang mengajar di kelas ini, spesialis (montessori) kita datangkan dari Jogja. Kita akan tambah juga tenaga untuk asisten, dan kami rencana akan diterapkan di semua kelas,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD (Wakakur SD), Dewa Komang Trimahayana.
Di sekolah ini juga ada perpustakaan yang suasananya dibuat sangat nyaman. Tidak hanya buku, di ruangan ini juga tersedia puluhan komputer yang bisa digunakan oleh para siswa. Yang berbeda, di ruangan perpustakaan, para siswa wajib menggunakan bahasa Inggris.
Selain perpustakaan, ada juga laboratorium komputer yang di dalamnya sudah ada komputer. Dengan lab komputer ini, para guru juga sudah membuat akun email untuk masing-masing siswa, yang bisa digunakan untuk mengirim dan menerima tugas dari guru.
Kemudian, ada Laboratorium Kimia. Di lab ini, para siswa kelas 7 bersama guru kimia di lab sudah berhasil mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar minyak yang digunakan untuk kompor. Minyak goreng sisa masak ini dijernihkan dan dicampur dengan Metanol (Alkohol) dan kapur untuk menjadi bahan bakar minyak.
Selain itu saat berkunjung ke laboratorium alam, beberapa pelajar sedang mencatat suara bunyi-bunyian dari burung maupun benda mati. Afrida Omaleng pelajar kleas 6 B bersama teman-temannya sedang mencatat sumber sumber bunyi di taman hewan Laboratorium Hewan. Misalnya bunyi suara burung urip, bunyi motor yang lewat, bunyi suara burung kakatua dan lain-lain. “Mereka aktif mencatat semua bunyi suara itu.”
Laboratorium Alam yang didalamnya hidup berbagai jenis hewan, diantaranya Kaka tua jambul kuning, Nuri kepala hitam, Merpati, Nuri bayan, Maleo, Mambruk, Kera ekor panjang, Kanguru, Kasuari, Rusa, Taon taon, Kakatua raja, Elang Papua dan Kelelawar.(*)