Beban Messi terlepas usai Argentina Juara Piala Dunia 2022
Jayapura, GP- Lionel Messi menjadi kapten timnas Argentina sejak 2014, tetapi pengamat sepak bola menyebut bahwa Mascheranolah pemimpin yang sebenarnya dalam tim Albeceleste. Ia sudah lima kali ikut piala dunia tetapi beberapa kali gagal. Bahkan Leo sempat masuk babak final di Piala Dunia 2014 di Brasil.
Saat itu Argentina akhirnya berhasil kembali tampil di partai puncak Piala Dunia 2014 yang digelar di Brasil. Dalam final Piala Dunia 2014 di Stadion Marcana, Rio de Janeiro, Brasil, pada 13 Juli 2014, skuad Albiceleste berhadapan dengan Jerman, kalah 0-1 berkat gol dari Mario Gotze pada menit ke 113.
Leo jelas sangat kecewa, walau mendapat gelar individu sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2014, tetapi tidak dianggap penting. Juara Piala Dunia lebih penting ketimbang gelar individu bagi mantan el capitano Barcelona itu. Kegagalan menjadi juara dunia bagi tim Albiceleste selama masih ada Leo sebagai el capitano, sudah jelas akan mendapat sorotan. “Jika kita kalah dalam final, maka semua kesalahan akan dilimpahkan kepada saya sebagai kapten Argentina,”katanya dalam ruang ganti selama babak final sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar.
Hal ini penting karena selama ini para legenda Argentina selalu melihat Meesi dengan sebelah mata. Tak heran kalau para pengamat secara sinis menyebut kalau ia sukses di Barcelona karena ada Andreas Iniesta dan Xavi Hernandez. Juan Riquelme kepada Harian Ole menyebut Messi sangat beruntung karena memiliki rekan seperti Andreas Iniesta. Berkat keahlian Iniesta,” Messi bisa bermain mendekati gawang lawan,”katanya seraya menambahkan Leo akan sulit menghibur penonton bila tanpa dibantu Iniesta. Mantan gelandang elegan Argentina dan Barcelona era 2002-2005 itu selalu menyaksikan pertandingan Barcelona dan Messi.
Walau demikian Messi tetap menghormati seniornya Juan Riquelme dan mengikuti pertandingan perpisahaan bagi kedua seniornya Ruqulme dan Maxi. Riquelme lebih dulu sempat disebut sebagai ‘titisan Maradona’ sebelum kemunculan Messi. Messi sempat berada satu tim dengan Riquelme dan Maxi Rodriguez di Piala Dunia 2006. Saat itu langkah Argentina terhenti di babak perempat final karena kalah adu penalti dari Jerman. Bahkan eks pemain Barca Riquelme juga ada dalam tim Olimpiade Argentina yang meraih emas di Olimpiade 2008. Saat itu ia jadi pemain senior, menemani Messi dan kawan-kawan meraih emas.
Seolah-olah Messi tak dianggap, padahal dalam sepak bola modern permainan kolektivitas dan kerja sama tim lebih penting ketimbang individu. Walau demikian permainan individu Messi di Barca jelas sebuah bonus dan sesuatu yang selalu bisa membedakan. Messi bermain di tim Argentina sudah lima kali piala dunia, sejak 2006, pelatih Argentina kala itu Jose Pekerman memainkan Messi saat menang 6-0 atas Serbia dan Montenegro. Barulah 2014 Leo menjadi kapten Argentina, walau sebenarnya masih berada di bawah bayang bayang rekan setim di klub Barcelona, Javier Alejandro Mascherano. Beruntung Macherano memahami karakter rekannya itu dan selalu mendukung dari belakang.
Leo melakoni laga di Piala Dunia 2006, saat masih berusia 18 tahun, hingga 2022 baru menjadi juara Piala Dunia sebagai kapten tim Argentina. Tak heran kalau striker senior Argentina Batistuta katakan,” La Pulga sudah terlalu lama mengemban tanggung jawab besar sendirian, dan justru terasa seperti sebuah siksaan,”sebagaimana dilansir bola kompas.com eidisi 16 Desember 2022 Bahkan Leo sang kapten pernah mendapat kritikan dari legenda Argentina Diego Armando Maradona menyebut Messi pemain yang tidak memiliki karakter dan tidak layak ditunjuk sebagai kapten timnas Argentina. Tapi buktinya di lapangan saat final Piala Dunia 2022, semua pemain tunduk dan mendengar kode serta arahan dari Leo di lapangan. Ia adalah pemain yang memberi contoh dan tidak egois dalam mencetak gol.
Mantan pelatih Argentina Jose Pokerman mengatakan,”Aku bangga padanya dan Akulah yang memasukannya ke dalam skuad U20 saat tidak ada seorang pun yang mengenalnya. Masalahnya adalah semua, masyarakat Argentina yang terlalu antusias dan mengharapkan Messi seperti Maradona di Piala Dunia. Dia baru saja melangkah bersama timnas Argentina. Aku harap pengalaman ini akan membuatnya lebih baik di masa yang akan datang.” Dikutip dari Messi, The Inside Story of The Boy Who , Became A Legenda
Lepas dari semua beban Messi selama membela tim Albiceleste, bagi Puyol mantan kapten Barcelona bilang, Messi telah memperkenalkan sepak bola jalanan, playground football.”Seperti mereka katakan di Argentina yaitu gerakan menghindari atau mengelak. “Kami sudah bergantian mengajarinya beberapa macam teknik dalam sepak bola, yaitu permainan Barca, menguasai bola, bermain keras, maju ke depan dengan dua tau tiga kali sentuhan, membawa bola ke tengah lapangan dan bawa ke daerah penalty lawan. Semua pemain harus memperlihatkan bakat mereka,”kata Puyol saat diwawancari Luca Caioli jurnalis sepakbola Italia dalam bukunya berjudul Messi, The Inside Story of The Boy Who , Became A Legenda cetakan April 2012.
Begitupula dengan pendapat mantan kapten Barcelona lainnya, Xavi Hernandez bahwa Messi memiliki dua jenis kecepatan yaitu kaki dan otaknya. “Tak ada pemain yang memiliki keduanya,”kata Xavi pelatih Barcelona sekarang. Messi pantas mendapatkan Piala Dunia 2022, karena ia merupakan pemain yang komplit.
Leo mengawali kariernya di timnas Argentina dengan meraih Piala Dunia U20 dan Leo Messi adalah bintang lapangannya. Ia mendapat gelar pemain terbaik dan top skore di turnamen ini, medali emas di lehernya dan bendera Argentina biru muda putih dilehernya. Usai piala dunia U20, 2015 Leo mengikuti Olimpiade 2008 di Beijing China dan sekamar kembali dengan sahabatnya Kun Aguero sejak di Piala Dunia U20. Kemenangan Argentina atas tim Green Eagles Nigeria menit ke 57 terjadi sebuah kemelut, Messi mengambil bola tersebut dan mengoper kepada Angle di Maria yang saat itu sedang berdiri bebas di kiri lapangan. Dan dengan kaki kirinya Di Maria mengangkat bola melambung ke arah kiper Nigeria. Gol yang sangat indah dan gol emas bagi kemenangan Argentina. Kun Ageuro dan Messi berpelukan, begitupula dengan Angela di Maria.
Kebersamaan Messi dan Di Maria terus berlanjut sampai ke Piala Dunia 2022, sedangkan Kun Aguero hanya menjadi penonton karena penyakit jantung membuatnya gantung sepatu. Walau demikian Kun Aguero pun ikut berpesta bersama Messi dan kawan-kawan.
Messi sebagai pesepak bola sangat lengkap, baik di level klub dan individu tetapi Leo tetap hanya mau disebut orang baik. Tak heran kalau kapten tim Argentina Piala Dunia U 20, Pablo Zabaleta bilang bahwa : “Leo tak berubah sejak aku mengenalnya. Kepopuleran tidak membuatnya hilang kendali, pujian pun tak membuatnya besar kepala. “Dia masih tetap seorang teman yang luar biasa,”kata Zabaletta dalam buku karya jurnalis sepak bola Italia dari Milan, Luca Caioli.(*)