Breaking News

Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) di Timika gelar bulan Bahasa


Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) di Timika saat dikunjungi jurnalis AMSI Papua belum lama ini-PG/ist

Pembangunan sistem pembinaan pendidikan di SATP mengembangkan bidang-bidang mulai akademik (yang difokuskan pada bulan Mei), kemudian saat ini berkaitan dengan Bulan Bahasa (Oktober) yang fokus pada seni, bahasa dan budaya.

TIMIKA, Papua Goal.com- Bulan Oktober tepatnya setiap tanggal 28 Oktober selalu dirayakan sebagai Hari Sumpah Pemuda di mana para pemuda saat itu mengikrarkan, Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa yaitu Indonesia.

Tak heran kalau pada 28 Oktober di Timika, ibukota Kabupaten Mimika Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP)  menggelar Bulan Bahasa dengan tema yang diambil dalam peringatan Bulan Bahasa adalah ‘Bersama Majukan Indonesia Cinta Budaya Lokal di Era Digital Melalui Seni dan Budaya’. Demikian dalam press release yang diterima Papua Goal dari Humas Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Senin (28/10/2024).

Peringatan Bulan Bahasa tahun ini suasana berbeda ditunjukkan dalam kegiatan seremonial, yakni SATP menggandeng beberapa sekolah baik tingkat SD maupun SMP.

Dikatakan bahwa keterlibatan beberapa SD dan SMP ini, karena sebelumnya SATP menggelar lomba Bulan Bahasa yang dilaksanakan mulai tanggal 16-18 Oktober 2024 yang diikuti sebanyak 22 SD dan 25 SMP.

Para pemenang lomba diberikan kesempatan untuk tampil di puncak Bulan Bahasa yang digelar SATP, Senin (28/10/2024).

Selain itu, SATP juga menggelar pameran hasil kerja para peserta didik, mulai dari programming dan video content make, hidroponik, proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) dan lukisan.

Murid murid berprestasi science maupun kemahiran berbahasa Inggris-PG/dam

Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) SATP, Andreas Ndityomas mengatakan, pembangunan sistem pembinaan pendidikan di SATP mengembangkan bidang-bidang mulai akademik (yang difokuskan pada bulan Mei), kemudian saat ini berkaitan dengan Bulan Bahasa (Oktober) yang fokus pada seni, bahasa dan budaya.

Kemudian juga SATP yang peserta didiknya homogen, terdiri dari anak-anak asli suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan, membutuhkan peningkatan dalam pembinaan prestasi. Program tersebut termaktub dalam misi SATP yaitu ‘go public’.

Karena itu pihak SATP menyiapkan anak-anak didiknya untuk bisa masuk dalam kompetisi global. Karenanya, metode yang digunakan dengan memanfaatkan momen seperti Bulan Bahasa ini dengan menggelar perlombaan, bertujuan membangun sifat kepemimpinan, agar para peserta didik mampu berintegrasi dan berkompetisi dengan anak-anak lainnya di luar SATP.

“Melalui kompetisi ini, maka interaksi yang terjadi di SATP mulai bersifat heterogen, bukan homogen lagi,” katanya.

Anak anak usia 6-7 tahun belajar di ruang Montestory model pendidikan di SATP-PG/dam

Selain itu, SATP yang merupakan program publik dibawah naungan YPL selaku mitra pendidikan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI), berpikir untuk bagaimana mengembangkan mutu pendidikan. Karena itu SATP mengajak sekolah-sekolah lainnya di Mimika untuk peningkatan kualitas baik dari segi pengembangan akademik, seni, bahasa, dan juga budaya.

Semua itu bertujuan untuk menyiapkan para peserta didik ke depannya bisa ‘go public’. Dengan demikian, SATP bisa menjadi motor penggerak sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan tak bisa dilakukan secara pribadi, tetapi harus melibatkan pihak lainnya mulai sekolah-sekolah, pemerintah, orang tua, hingga institusi sehingga terwujud kemitraan antar sekolah di Kabupaten Mimika.

Melalui kemitraan, ke depannya setiap sekolah di Mimika dapat memiliki visi yang sama, yakni pengembangan pendidikan yang inovatif, maju, dan mampu bersaing secara global dan sehat.

Pelajar mengitari lingkungan sekolah dan taman hewan endemik belajar mencatat suara suara alam maupun bunyi motor -PG/dam

Sementara Senior Vice Presiden (VP) PT Freeport Indonesia, Nathan Kum mengatakan, peringatan Bulan Bahasa sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak-anak peserta didik dan tidak melupakan seni, bahasa, dan budaya yang ada, khususnya bahasa ibu bagi anak-anak SATP dari dua suku besar (Amungme dan Kamoro) serta lima suku kekerabatan.

“Saya sangat mendukung dengan program dan peringatan Bulan Bahasa yang digelar SATP. Karena ini untuk menguatkan peserta didik lebih mengenali bahasa daerah, seperti amolongo, nimao witimi dan saipa,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Asisten I Setda Mimika, Septinus Timang mengatakan, Pemkab Mimika menyambut baik peringatan Bulan Bahasa yang digelar SATP. Kegiatan positif ini harus dan terus dilakukan karena bisa mengembangkan bakat dan minat anak-anak Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan. Apalagi kegiatan ini terselenggara berkat PT Freeport Indonesia yang memberikan dana kemitraan kepada YPMAK untuk dikelola.(*)

Berita Terkait


Breaking News

© 2024 Papua Goal. All Rights Reserved. Design by Velocity Developer.
Top