Breaking News

Erbyl FC klub asal Kurdi pernah lawan Persipura di Stadion Mandala


Klub asal Kurdi ini pertama kali melawan Persipua pada Selasa(13/9/2011) di Stadion Mandala. -PG/IST

 

“Klub Erbyl FC ini menjadi alat perjuangan orang-orang Kurdi guna melepaskan diri dari cengkeraman Iraq”

Jayapura, GP- Rakyat Kurdi di Iraq pernah pula memberikan suaranya dalam referendum kemerdekaan pada Senin (25/09/2017). Referendum berlangsung di kota Erbil, Kirkuk dan Sulaimaniya. Pemerintah di beberapa wilayah otonomi nekat menggelar referendum di tengah ketegangan dan tentangan sejumlah negara. Apalagi populasi etnis kurdi mencakup hampir 20 persen populasi Irak. Orang-orang Kurdi di Iraq ingin menjadi negara merdeka.

Perang dunia pertama telah membagi wilayah Kurdi ke negara Irak, Suriah, Turki dan Iran. Dalam referendum yang tidak mengikat ini, warga diberi pilihan apakah wilayah kaya minyak ini ingin membentuk negara sendiri atau tetap jadi bagian dari Irak. Referendum mendapat tentangan dari sejumlah negara kecuali Israel sebagaimana dilansir tribunnews.com beberapa waktu lalu

Wilayah otonomi Kurdi di Iraq ini memiliki klub sepak bola Klub Olahraga Erbil (bahasa Arab: نادي أربيل الرياضي, Kurdi: یانەی وەرزشیی هەولێر) adalah sebuah klub olahraga yang berbasis di kota Erbil, Kurdistan Irak yang bermain di Divisi Satu Irak, tingkat kedua sepakbola Irak.

Klub ini juga disebut Yaney Hewlêr, nama Kurdi untuk Erbil. Untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, Erbil menjadi juara Liga Primer Irak setelah mengalahkan Al-Quwa Al-Jawiya (1-0) pada pertandingan terakhir pada  Jumat, 6 Juli 2007.

Pada 16 Juli 2009 Erbil menjadi juara liga super Irak untuk tahun ketiga berturut-turut setelah mengalahkan Najaf FC. Mereka juga memenangkan liga di tahun 2012 dengan hanya satu kerugian.

Erbil Sport Club adalah tim Irak-Kurdi pertama yang lolos ke Liga Champions Asia dan Liga Champions Arab. Pada 2012 dan 2014 mereka mencapai final Piala AFC namun kalah dua kali. Erbil SC adalah tim Liga Primer Irak pertama yang mendapatkan pemain dari luar Irak

Meskipun sejarah sepakbola Kurdistan terbilang mediocare namun di wilayah ini ternyata terdapat Klub sepakbola anggota Liga Premier Irak.

Klub Erbyl FC ini menjadi alat perjuangan orang-orang Kurdi guna melepaskan diri dari cengkeraman Iraq. Klub yang tiga kali juara Liga Primer Iraq sangat jarang memakai pemain-pemain Kurdistan, hanya sedikit saja orang Kurdistan jika dibandingkan dengan Persipura yang mayoritasnya pemain lokal Papua.

Sedangkan di klub-klub anggota Liga Premier Irak juga sangat jarang memakai jasa pemain Kudistan, berdasarkan Wikipedia berbahasa Arab hanya dua orang saja pemain Kurdi saja yang berlaga di Liga Premier Irak yaitu Ali Aziz dan Ahmed Mohammed, keduanya berasal dari Klub FC Salahuddin. Sesuai fakta itu timnas Kurdistan otomatis hanya mempunyai tiga orang pemain yang mempunyai jam terbang dalam persaingan sepakbola level atas, selebihnya pemain Timnas Kurdistan diambil dari klub-klub lokal yang berlaga di Liga Amatir Provinsi Kurdistan.

Tim berjuluk Mutiara Hitam yang pernah berjaya di kancah sepak bola Indonesia dan Asia-PG/IST

Klub asal Kurdi ini pertama kali melawan Persipua pada Selasa(13/9/2011) di Stadion Mandala. Persipura Jayapura harus mengakui keunggulan tamu mereka dari Irak, Arbil FC, di leg pertama perempat-final Piala AFC.Tuan rumah takluk 2-1 di stadion Mandala, Jayapura.

Kemenangan itu di luar harapan Persipura yang tampil menekan sejak menit pertama. Dua gol Arbil FC dicetak lewat serangan balik cepat.

Gol pertama tim tamu dicetak oleh Nabeel Sabah di menit 17. Umpan panjang dari tengah lapangan disongsong pemain bernomor punggung 17 itu dan langsung merangsek masuk ke kotak penalti untuk dituntaskan dengan tendangan kaki kiri.

Gol tersebut membuat penjaga gawang Yoo Jae-Hoon dan pemain belakang Persipura terhenyak karena pertahanan mereka jebol dari serangan yang hampir jarang terjadi.

Persipura berusaha membalas di sisa babak pertama, tapi tidak ada gol balasan. Sontekan Boaz Solossa dan pemain Persipura lain hanya melenceng dari gawang.

Di babak kedua, Persipura terus menekan pertahanan Arbil FC lewat serangan yang dibangun dari sayap oleh Titus Bonai dan Ian Kabes. Namun pemain belakang Arbil bisa dengan mudah menghalau bola.

Peluang terbuka dimiliki Boaz di menit 54 dengan menerima umpan silang Titus Bonai. Namun bola sundulannya masih terlalu lemah bagi penjaga gawang Arbil FC.

Sementara tim tamu terus bertahan dan mengandalkan serangan balik. Hasilnya cukup efektif karena di menit 70 gawang Persipura kembali jebol lewat strategi tersebut.

Setelah berhasil merebut bola dari kaki pemain Persipura, pemain Arbil langsung merangsek ke depan dan melewati hadangan pemain belakang tim tuan rumah. Adalah Muslim Mubarak Almas yang akhirnya menyontek bola masuk ke gawang yang sudah tak terkawal untuk mengubah kedudukan menjadi 2-0.

Pemain mungil bernomor punggung 10 Muslim Mubarak Almas sangat berbahaya dan mencetak gol kedua bagi kemenangan Erbyl FC di Stadion Mandala- PG/ist

Namun Persipura bisa membalas di menit 82. Zah Rahan menjebol gawang Arbil lewat tendangan keras dari sudut kanan gawang untuk mengubah kedudukan menjadi 2-1.

Dengan hasil ini, peluang Persipura lolos ke semi-final Piala AFC terbilang berat. Pasalnya untuk bisa ke semi-final, wakil Indonesia itu harus menang dengan selisih dua gol di kandang Arbil FC.

Sementara Arbil FC hanya butuh hasil seri di kandang sendiri untuk ke empat besar. Kalah 1-0 juga tidak membuat kans mereka lolos terganggu.

Ada pun leg kedua perempat-final Piala AFC akan dilangsungkan pada 27 September mendatang. Sayangnya pada pertandingan leg kedua Persipura kalah 1-0 dari tim tuan rumah Erbyl FC.

Meskipun Persipura gagal mengalahkan Erbyl FC,Pelatih Arbil SC Ayoub Odisho menganggap dua bintang Persipura Jayapura Boaz Solossa dan Zah Rahan menjadi ancaman terbesar bagi tim besutannya dalam pertandingan perempat-final Piala AFC 2011.

Boaz dan Zah Rahan memegang peranan penting atas keberhasilan Persipura melaju ke perempat-final. Sepak terjang kedua pemain tersebut mendapat perhatian dari Ayoub.

“Persipura dikenal dengan kecepatannya, dan kerap memperagakan permainan menyerang melalui kedua sayapnya. Pemain mereka punya skill individu yang bagus, dan sulit dikawal. Saya telah mempelajari pertandingan mereka, dan mencatat sejumlah pemain yang perlu diwaspadai,” ungkap Ayoub dilansir laman konfederasi sepakbola Asia (AFC).

Zah Rahan ketika masa jayanya bersama Mutiara Hitam- PG/ist

Pemain mereka yang paling berbahaya adalah Boaz Solossa dan Zah Rahan. Solossa sangat licin, dan berbahaya di kotak penalti. Dia akan melepaskan tendangan setiap ada kesempatan. Dia akan sulit untuk dikawal.”

“Sedangkan Zah Rahan adalah otak permainan mereka. Dia mampu mengendalikan ritme permainan, dan bisa mengejutkan dari belakang striker. Kami harus mengawasai mereka secara ketat.”

Kendati demikian, Ayoub mengakui bila ia buta dengan kekuatan Persipura yang sesungguhnya, mengingat ini merupakan kali pertama Arbil bertemu tim Mutiara Hitam.(*dominggus a mampoper/koresponden goal.com Indonesia di Jayapura (2006-2014)

Berita Terkait


Breaking News

© 2024 Papua Goal. All Rights Reserved. Design by Velocity Developer.
Top