Derby Papua “el clasico” Persipura versus PSBS Biak sudah berlangsung lama
Jayapura, PG– Hampir perjumpaan PSBS Biak sejak masih bernama Biak Bond melawan Hollandia Bond di jaman Nederlands Nieuw Guinea selalu kalah. Duel jaman Belanda ketika Biak Bond melawan Hollandia Bond di lapangan Ratu Juliana sekarang lapangan Trikora selalu Bond Biak.
Mendiang Tom Wospakrik menuturkan saat pertama kali duel dengan Bond Biak pada 31 April 1950 di lapangan Ratu Juliana mereka menumbangkan Biak Bond. “Kami berjalan kaki dengan mengangkat Piala dari lapangan Ratu Juliana ke markas pemain dari OSIBA Bond di Kampung Yoka,”kata Wospakrik ayah kandung mantan Rektor Uncen Frans Wospakrik kala itu.
Begitupula saat PORSIBAR jelang PON ke VII di Surabaya, 1969 pada 1968 di Kota Jayapura berlangsung final antara Persipura melawan PSBS Biak di Stadion Mandala. Almarhum mantan Wagub Provinsi Irian Jaya Herman Monim striker Persipura dalam PORSIBAR 1968 menuturkan mereka mengalahkan PSBS Biak dalam derby el clasico.
Saat itu striker Persipura Timo Kapisa dan Azer Mofu baru terpilih dalam tim sepak bola PON XVII Surabaya. Menurut Hengki Heipon kapten Persipura era 1968-1978, saat PON VII Timo Kapisa mulai menunjukan kemampuan olah si kulit bundar. Sedangkan Azer Mofu saat PON VII Surabaya tidak kembali dan menetap di Surabaya sempat perkuat Persebaya dan menjadi ASN di Kantor Wali Kota Surabaya hingga pensiun.
Pertemuan Persipura melawan PSBS Biak terjadi lagi dalam turnamen Acub Zainal Cup, 1974-1975 dalam babak semi final, PSBS Biak kalah melawan Persipura. Saat itu Persipura diperkuat Timo Kapisa, Hengky Heipon, Gento Rumbino, Nico Patipeme, Jafet Sibi, dan lainnya. Sedangkan PSBS Biak Robby Binur, Tony Tan Betay, Jules Jewun, Toni Marin. PSBS Biak gagal masuk final dan Persipura bertemu Persimer Merauke.
Dalam final Persipura kalah melawan Persimer dengan skor 3-2, gol Persimer dicetak oleh striker mereka Marinus Marisan sedangkan dari Persipura Timo Kapisa dan Nico Patipeme. Usai Acub Zainal Cup semua pemain direkrut masuk Persipura, dari Merauke ada Edi Sabenan, dari Manokwari ada Marthen Jopari dan Johanes Auri sedangkan dari Sorong ada Benny Jensenem dan lainnya.
Sejak itu Persipua langsung melejit di kancah sepak bola Indonesia dan tak pernah bertemu dengan PSBS Biak. Persipura dan Perseman Manokwari menjadi dua klub dari Perserikatan yang pernah berjaya di liga perserikatan. Bahkan pernah bermain dalam babak penyisihan group di Stadion Utama Bung Karno Senayan. Kedua tim bermain imbang dan Persiman Manokwari terus melaju hingga masuk final,dalam final Adilof Kabo, Yonas Sawor plus beberapa pemain PSBS Biak, Max Krey dan Ely Rumaropen. Dalam final melawan Persib Bandung 1986, tim Perseman kalah 0-1 pada Maret 1986. Saat itu Persib Bandung menjadi juara Divisi Utama Perserikatan dan Perseman jadi runner up di bawah asuhan pelatih Paul Cumming (alm).
Kali ini Persipura akan kembali bertemu PSBS Biak dalam laga el clasico di Liga 2 mendatang, Jumat, 20 Oktober 2023 di Stadion Mandala. Duel El Clasico ini akan menarik karena hampir sebagian besar skuad PSBS Biak mantan pemain Persipura. Mulai dari Kapten Ruben Sanadi, Beto Gonsalves, Nelson Alom, Vendri Mofu (Persipura U23), M Tahir. Termasuk menejer PSBS Biak Yan Mandenas eks menejer Persipura dan jangan lupa bahwa Yan Mandenas juga termasuk salah satu pimpinan supporter Persipura. Dalam laga Piala Copa Indonesia di Palembang, Yan Mandenas juga hadir di sana sebagai supporter Persipura. Kali ini dalam derby el clasico melawan Persipura, Mandenas sudah menjadi menejer PSBS Biak.(*)