Breaking News

Pelatih sepak bola putri Touskaha Iba di Indonesia tidak ada kompetisi Liga Wanita


Asisten Pelatih Timnas Putri Indonesia, Touskaha Oktafia Stebelien Iba,-PG/dam

Jayapura, PG– Asisten pelatih tim nasional putri Indonesia Touskaha Oktafia Stebelien Iba mengatakan pertandingan persahabatan  Internasional melawan Hekari United FC sangat penting dan akan  sangat berdampak bagi ujicoba tim Toli FC.  Laga yang digelar pada 18 Agustus 2023 di Stadion Lukas Enembe, tim putri Toli FC kalah 2-1 tetapi pertandingan laga persahabatan Internasional ini penting bagi tim Toli FC dan tim putri PON Papua.

“Saya melihat pertandingan ini sangat bergengsi karena secara Timnas ranking PNG jauh lebih tinggi dari Timnas Putri Indonesia. Bayangkan mereka sekarang berada pada rangking 50 sedangkan timnas putri Indonesia pada posisi ke 100,”kata pelatih perempuan Papua berlisensi A AFC saat dijumpai jubi.id di lapangan Lukas Enembe Sentani, usai pertandingan melawan Hekari United Putri, Kamis(18/8/2023) sore.

Dia menambahkan setelah pertandingan persahabatan ini sudah tidak ada lagi ujicoba dengan lawan yang lebih kuat. “Apalagi di Indonesia jarang ada Liga Utama Wanita dan yang ada hanya pertandingan Piala Kartini saja,”katanya.

Zahra Muzdalifah pemain timnas Indonesia Putri yang kini bermain di klub Cerezo Osaka dan bermain sebagai pemain professional di posisi penyerang atau striker.- PG/instgaram

Hal senada dikatakan pula oleh Zahra Muzdalifah pemain timnas Indonesia Putri yang kini bermain di klub Cerezo Osaka dan bermain sebagai pemain professional di posisi penyerang atau striker.

“ Tidak Ada Liga (Wanita) Di Negara Saya!,”katanya sebagaimana dikutip Papua Goal dari goal.com Indonesia. Pemain kelahiran 4 April 2001, bermain sebagai penyerang di Liga WE Cerezo Osaka Yanmar Ladies dan tim nasional wanita Indonesia.

Ia mulai bermain sepak bola sejak usia 7 tahun, setelah ayahnya mengenalkannya pada olahraga tersebut.Ia melanjutkan pendidikannya sambil bermain sepak bola profesional di Indonesia. Ia menyelesaikan kualifikasi SD, SMP, dan SMA dalam waktu 10 tahun. Di jenjang SMA, Zahra bersekolah di Islamic Secondary School International Middle School (IISS). Kemudian melanjutkan ke tingkat menengah atas di Sekolah Menengah Islam Internasional. Setelah menyelesaikan pendidikannya di tingkat menengah atas, Zahra kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Binus jurusan Komunikasi Massa.(*)

.

Berita Terkait


Breaking News

© 2024 Papua Goal. All Rights Reserved. Design by Velocity Developer.
Top