Air mata Jack Komboy : “Berharap Persipura kembali ke Liga 1”
“Terlepas dari pro dan kontra, Persipura selalu ada di dalam hati dan dukungan setiap orang Papua dan warga Indonesia”
Jayapura, PG- Persipura adalah etalase bagi pemain-pemain sepak bola di tanah Papua, hampir sebagian besar pemain dari penjuru pelosok bumi Kasuari bermimpi perkuat skuad berjuluk Mutiara Hitam.
Hal ini dibenarkan mantan pemain Persipura era 1970 an, Benny Jensenem dalam artikelnya berjudul Persipura etalase pesepak bola di tanah Papua.
Agaknya pendapat Jensenem ini ada benarnya sebab setelah Piala Acub Zainal 1974 di Stadion Mandala yang diikuti oleh sembilan kabupaten di Provinsi Irian Jaya mereka semua tergabung dalam skuad Irian Jaya. Tim Irian Jaya Selection bertanding melawan klub Hitachi asal Jepang di Stadion Utama Senayan Jakarta. Waktu itu mereka tampil dengan jersey Merah Strip Hitam dan kalah tipis 2-1 di mana gol satu satunya dicetak oleh mendiang Timo Kapisa.
Meski saat ini tim PSBS Biak menjadi satu-satunya wakil klub Papua di Liga1 tetapi nuasanya berbeda,sebab Persipura tak lepas dari sejarah perjalanan prestasi sepak bola di tanah Papua. Terbukti berbintang empat terpampang di jersey Merah Strip Hitam dan hampir sebagiah eks Persipura merasa bangga dengan klub yang pernah tembus ke semi final AFC 2014 lalu.
Sebut saja misalnya Bio Pauline dan Joo Jae Hoon selalu bangga saat bermain dengan Persipura, bahkan Victor Igbonefo menunjukan jersey Persib Bandung dan bangga sebagai satu satunya pemain yang sudah empat kali juara Liga 1. Tiga kali bersama Persipura dan satu kali bersama Persib Bandung.
Tak heran ketika Persipura turun tahta ke Liga 2, Jack Komboy harus menangis terharu sambil duduk di depan TV nya sambil menyeka air matanya. Bukan Jack Komboy yang bersedih hampir sebagian warga Papua dan Indonesia sedih atas turun tahtanya tim Mutiara Hitam. Menang kalah dalam sepak bola wajar dan alami, tetapi fakta yang dialami Persipura berbeda menolak bertanding melawan Madura United dan skor dikurangi. Apa boleh buat semuanya telah terjadi? Marilah bangkit sebelum terlambat atau mungkin semakin sulit di tengah para menejemen Persipura sedang bertarung dalam memimpin Kota Jayapura dan juga Provinsi Papua hingga persiapan Persipura di Liga 2 bisa saja tertunda.
Terlepas dari pro dan kontra, Persipura selalu ada di dalam hati dan dukungan setiap orang Papua dan warga Indonesia. Pasalnya sepakbola bagi orang asli Papua adalah talenta dan bakat yang harus dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan. Hanya kembali kepada orang asli Papua yang diberikan tanggung jawab untuk mengurus Persipura. (*dominggus a mampioper editor senior Jubi.id)