El capitano Ruben Karel Sanadi,” roh Napi Bongkar yang hilang”
Kita bawa tim ini tapi mempertahankan itu susah. Jadi siapa pun yang datang semoga bisa mempertahankan itu
Jayapura, PG- El capitano Ruben Sanadi satu-satunya pemain asal Papua yang pernah beberapa kali menjadi kapten tim. Usai perkuat Persipura, pemain kelahiran 8 Januari 1988 di Biak ini pindah ke Persebaya Surabaya, di sana Ruben Sanadi didaulat memakai ban kapten. Sejak di Liga 1 bersama Persebaya pada 2018-2029, ia didapuk sebagai kapten Persebaya.
Adalah pelatih Jajang Nurjaman, mantan pelatih Ruben Sanadi di Pelita Jaya yang mempercayai napi Ruben pegang ban kapten di tim berjuluk Bajul Ijo, Persebaya Surabaya. “Dia memiliki pribadi yang sangat baik dan tanggung jawab,”begitulah kata pelatih Aji Santoso pelatih Persebaya kala itu. Ruben dipilih karena selama bermain di skuat Green Force, banyak memberikan kontribusi, meski berposisi sebagai bek kiri, ia tampil impresif dengan memberikan tujuh assits berbuah gol. Apalagi Ruben Karel Sanadi punya jiwa kepemimpinan dan merupakan kapten Persebaya dari luar Surabaya, bahkan bukan orang asli dari Jawa.
Memasuki liga 1 musim 2020/2021, suami dari Natasha Sarah Rohman memutuskan untuk pindah klub ke Bhayangkara FC. Maklum klub ini bermarkas di Jakarta dan berlatih di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian(PTIK) di Jakarta Selatan. Ruben Sanadi dan keluarganya sudah lama tinggal di Bekasi sehingga jarak antara rumah dan stadion tempat latihan tidak terlalu jauh. Hanya dengan kendaraan dan bukan naik pesawat atau kereta api. Selama tiga musim di Bhayangkara FC, Sanadi tetap memakai ban kapten. Indra Kahfi Adhiyaksa mantan kapten Bhayangkara FC mengakui kalau Ruben Sanadi Pantas jadi kapten karena pemain berpengalaman dan pernah jadi kapten Persebaya. “Ruben Sanadi sangat pantas menjadi kapten Bhayangkara FC,”kata Indra kala itu. Ia bermain selama di Liga 1 bersama Bhayangkara FC, Sanadi tampil pada 48 laga dan punya sumbangan lima assist.
Tanah kelahiran panggil pulang
Melanglang dari pulau ke pulau di Nusantara Indonesia ini, Sanadi mulai dari Tangerang, kemudian ke Utara Sumatera bersama PSMS Medan. Dari sana kembali lagi ke tanah Jawa di Pelita Jaya dan pulang ke Persipura. Bersama Persipura,ia bersama enam pemain Persipura perkuat Persebaya. Ia akhirnya berlabuh di Bhayangkara FC bersama Vendri Mofu.
Pemain kelahiran Biak ini dan juga Vendri Mofu pulang kampung bela nama daerah dan membawa kembali PSBS Biak yang sudah 60 tahun bertahan di Liga 2. Ia langsung didaulat menjadi el capitano PSBS Biak alias Badai Pasifik.
Tak sia-sia bersama PSBS Biak, sejak 2023/2024 kapten Ruben Sanadi selalu berikan motivasi kepada pemain muda. Ia merupakan pemain Papua disiplin dan jarang tersentuh minuman keras serta tak pernah menarik dan menghisap sebatang rokok. Maklum ia dan istrinya sama sama atlit jebolan Diklat Sekolah Menengah Atas (SMA) Ragunan di Jakarta.
Bela Bhayangkara FC
Ia mengakui kalau keberhasilan tim berjuluk Napi Bongkar itu bisa juara karena menejemen yang sehat dan kebersamaan tim. “Ini dua kunci buat sukses tim Napi Bongkar,”katanya sebagaimana dikutip dari jubi.id, Minggu (18/8/2024). Ia hanya berharap sejarah baru yang telah diraih tim berjuluk Badai Pasifik ini harus bisa terus dipertahankan di musim musim berikutnya.
“Kita bawa tim ini tapi mempertahankan itu susah. Jadi siapa pun yang datang semoga bisa mempertahankan itu. Terima kasih dukungan masyarakat Papua,” kata mantan el capitano PSBS Biak yang kini bela Bhayangkara FC di Liga 2 bersama dua klub asal Papua Persewar Waropen dan Persipura Jayapura.
Setelah putus kontrak dengan PSBS Biak, Sanadi kembali ke Bekasi bersama istri dan kedua buah hatinya sembari bersama klub the Gunner alias Bhayangkara FC. Ruben Karel Sanadi dengan rekannya pemian naturalisasi, Ilija Spasojevic berniat antar Bhayangkara FC kembali ke Liga 1 musim 2024/2025 mendatang.(*dominggus a mampioper, editor senior jubi.id)