Breaking News

Inilah pelatih asal Brasil yang pernah besut Mutiara Hitam


Jacksen F Tiago- PG/dam

“Aku di tim ini adalah pendatang. Munafik kalau aku mempertahankan konsep aku untuk diterapkan di tim Persipura.Saya abaikan konsep itu karena aku datang saat tim ini sedang bertanding”

 Jayapura, GP– Desember 1994, Jacksen Ferreira  Tiago pertamakali tiba di Indonesia. Ia tiba saat usianya baru 26 tahun. Pemain kelahiran Rio de Jeneiro, 28 Mei 1968 datang sebagai salah satu legion asing asal Brasil yang kala itu dibawa Angel Ionita, agen sepakbola dari International Sport Associaton.

Ia sukses sebagai pemain bersama PSM Makassar, dan Persebaya sedangkan klub pertamanya Petro Kimia Gresik. Tampil trengginas bersama Widodo Cahyono Putra sukses masuk partai final kalah di final Liga Indonesia musim 1994-1995 dari tim Maung Bandung.

Juara bersama sebagai pemain bersama klub Bajul Ijo, Persebaya menjadi mesin gol di Liga Indonesia musim 1996-1997. Ia mengemas 26 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak di musim tersebut dan meraih piala sepatu emas. 

Sukses sebagai pelatih kembali diraih bersama tim berjuluk Mutiara Hitam Indonesia Super League (ISL) musim 2008/2009. Ia datang saat pelatih M Raja Isa dipecat oleh Ketua Umum Persipura saat itu M R Kambu. “Saya datang ke Persipura atas permintaan bapak MR Kambu,”kata Jacksen F Tiago kala itu saat dihubungi papuagoal.com beberapa waktu lalu.

”Aku di tim ini adalah pendatang. Munafik kalau aku mempertahankan konsep aku untuk diterapkan di tim Persipura.Saya abaikan konsep itu karena aku datang saat tim ini sedang bertanding.Beda kalau aku pegang tim ini dari awal pasti konsep aku diterapkan,” ujar Jacksen F Tiago pertama kali mulai membesut tim Mutiara Hitam sebagaimana ditulis dalam buku berjudul Yosim Samba Sepakbola dari Timur.
Bersama Persipura Jakcsen F Tiago meraih tiga trofi Indonesia Super League (2008-2009, 2010-2011, dan 2012-2013), runner-up musim 2010 dan lolos untuk pertama kalinya ke babak 16 besar Liga Champions Asia 2011 bersama Persipura Jayapura. 

Oswaldo Lessa

Osvaldo Lessa-PG/ist

Mantan asisten pelatih fisik Persipura ini mulai menukangi Persipura pasca Persipura melawan Arema di ISL 2014 di Stadion Mandala. Kala itu Jacksen harus meninggalkan Persipura dan asisten pelatih fisik Osvaldo Lessa mengambil alih Persipura bersama Mettu Dwaramurry.

Sejak 2009 sampai dengan 2015 menjadi asisten dari Jacksen F Tiago dan selanjutnya berkarier sebagai pelatih kepala Persipura pada 2018-2019. Sebelumnya pada musim 2015-2016 menjadi pelatih kepala dan masuk ke AFC tapi gagal karena dibatalkan bersama Persib Bandung juara ISL musim 2014.

Pelatih kelahiran Rio de Jeneiro 27 May 1968 ini akhirnya didepak dari Persipura dan sempat menjadi asisten pelatih fisik di Persija.

Wanderley Machado Da Silva Junior

Pelatih asal Brasil ini tak memungkiri peran Jacksen F Tiago atas kariernya di Indonesia. Wanderley mengaku kalau pelatih Persipura musim 2020-2021 Jacksen F Tiago yang membawanya ke Indonesia pada 2003.

Dulu Wenderley datang ke Indonesia karena jasa baik  Jacksen, yang pada saat itu sudah menjadi pelatih di Persebaya Surabaya. Persid Jember jadi klub pertama Wenderley di Indonesia sebelum hengkang ke Persibo Bojonegoro pada 2006 dan pensiun sebagai pemain di tahun selanjutnya.

“Yang bawa saya ke Indonesia Jacksen di tahun 2003. Dia tidak cuma bawa saya, tapi masih banyak lagi. Kami datang dengan harapan belajar,” kata Wanderley saat bincang-bincang dengan detikSport dan beberapa media lain.

Wanderley belum lama ini membuat kejutan dengan mengantarkan Persipura Jayapura menang 6-0 atas Mitra Kukar. Padahal itu merupakan pertandingan pertamanya sejak diangkat jadi pelatih tim Mutiara Hitam  menggantikan Liestiadi.

Wanderley Machado Da Silva Junior

Wenderley Junior-PG/ist

Pelatih asal Brasil ini tak memungkiri peran Jacksen F Tiago atas kariernya di Indonesia. Wanderley mengaku kalau pelatih Persipura musim 2020-2021 Jacksen F Tiago yang membawanya ke Indonesia pada 2003.

Dulu Wenderley datang ke Indonesia karena jasa baik  Jacksen, yang pada saat itu sudah menjadi pelatih di Persebaya Surabaya. Persid Jember jadi klub pertama Wenderley di Indonesia sebelum hengkang ke Persibo Bojonegoro pada 2006 dan pensiun sebagai pemain di tahun selanjutnya.

“Yang bawa saya ke Indonesia Jacksen di tahun 2003. Dia tidak cuma bawa saya, tapi masih banyak lagi. Kami datang dengan harapan belajar,” kata Wanderley saat bincang-bincang dengan detikSport dan beberapa media lain.

Wanderley belum lama ini membuat kejutan dengan mengantarkan Persipura Jayapura menang 6-0 atas Mitra Kukar. Padahal itu merupakan pertandingan pertamanya sejak diangkat jadi pelatih tim Mutiara Hitam  menggantikan Liestiadi

Antonio Gonzaga Netto

Antonni Netto-PG/ist

Sebelum kedatangan Jacksen F Tiago ke Persipura, sebenarnya pelatih Brasil pertama di Persipura adalah Antonio Gonzaga Netto. Sebenarnya Netto bukan pelatih asing pertama di Persipura karena Mutiara Hitam pernah pula dilatih pelatih asing asal Singapura Choi Song On. Pelatih asal Singapura inilah yang membawa Persipura ke turnamen Piala Kemerdekaan Vietanam Selatan di Saigon, 1974.

Bersamaan dengan itu pula Persipura memboyong penjaga gawang asal Persema Malang Suharsoyo ke Vietnam Selatan. Persipura mampu meraih runner up setelah mengalah melawan tuan rumah Vietnam Selatan.

Antonio Gonzaga Netto  melatih Persipura di Liga Indonesia musim 2006, star awal pelatih Brasil ini merupakan terburuk bagi klub sekelas Mjutiara Hitam. Netto menggantikan Rahmad Darmawan yang membawa Persipura juara Liga Indonesia musim 2005-2006.

Sebenarnya Netto bukan orang baru dalam sepak bola di Asia Tenggara, karena pernah berkarier di sepak bola negeri jiran Malaysia. Tak lama di Persipura Netto justru didepak lebih cepat dari kursi kepelatihan di Mutiara Hitam. Bayangkan empat laga pembuka di Stadion Mandala tanpa kemenangan.

Laga pembuka di Stadion Mandala lawan Persela Lamongan (14 Januari 2006), lalu kalah tiga gol tanpa balas di kandang sendiri menjamu Persik Kediri (18 Januari 2006), imbang 1-1 di markas PSM Makassar (22 Januari 2006) dan kalah 3-0 di markas Persiter Ternate (25 Januari 2006). Rentetan hasil buruk itu membuat manajemen Persipura memutuskan memecat Netto dan menunjuk asistennya kala itu, Yusack Sutanto untuk meneruskan tongkat kepelatihan. Sayang, keputusan manajemen kala itu terlalu cepat, Persipura pun kian terjerumus ke papan tengah klasemen Wilayah Timur dan hanya bisa finis di peringkat ke-8 dengan mengoleksi 35 poin dari hasil 9 kemenangan, 8 kali seri dan 9 kali kalah.(*)

Berita Terkait


Breaking News

© 2024 Papua Goal. All Rights Reserved. Design by Velocity Developer.
Top