Ruben Karel Sanadi, el capitano dari Persebaya, Bhayangkara dan PSBS Biak
Pertama kali menggantikan posisi Ortizan Solossa, Ruben sangat segan dan malu-malu karena masih menghormati seniornya
Jayapura, PG- Ruben Karel Sanadi pertama kali bermain di Persipura, akan mengisi posisi yang selama itu dimainkan seniornya Ortizan Solossa kala itu. Adalah pelatih Jacksen F Tiago yang pertama kali memanggil pemain bernomor punggung 14 itu menggantikan posisi senior pemain bernomor 26 Ortizan Solossa di Persipura.
Ia belum pernah memakai ban kapten Persipura, tetapi selepas dari tim berjuluk Mutiara Hitam, napi Ruben Sanadi terus jadi el capitano tim Bajul Ijo Persebaya, Bhayangkara FC The Guardians dan tim asal Napi Bongkar, PSBS Biak hingga akhirnya kembali ke The Guardian, Bhayangkara FC di Liga 2 musim 2024/2025.
“Pertama kali menggantikan posisi Ortizan Solossa, Ruben sangat segan dan malu-malu karena masih menghormati seniornya. Tetapi pelatih asal Brasil itu terus memasang dan mendorong Ruben agar terus mengasa kemampuannya. “Ia saya terus memaksanya dan mendorong dia,”kata Jacksen F Tiago kala itu kepada papuagoal.com
Banyak pihak kecewa ketika Ruben Sanadi harus angkat kaki dari tim berjuluk Napi Bongkar karena dianggap meminta nilai kontrak yang besar sehingga dilepas dan tidak berlanjut. Memang itu hak pihak menejemen itu memakai maupun melepas para pemain.
Ruben Karel Sanadi sendiri sewaktu masih memperkuat Persebaya juga harus berpindah ke Bhayangkara FC karena ingin lebih dekat keluarga. Apalagi waktu itu Ruben Sanadi dan keluarga tinggal di Bekasi sehingga bisa berlatih lebih dekat dengan Bhayangkara FC di kompleks PTIK Jakarta Selatan.
Selanjutnya panggilan membela tanah kelahiran, membuatnya harus kembali ke tanah Papua sehingga harus memakai ban kapten di PSBS Biak di Liga 2 musim 2023/2024. Terkadang pemegang ban kapten dianggap biasa saja, tetapi lihatlah wibawa Eduard Ivakdalam dan Boaz T Solossa dalam memimpin Persipura.
“Roh dan jantung sepak bola dalam tim sangat tergantung dari seorang kapten dan Ruben Sanadi itu jantungnya PSBS Biak di Liga 2 musim lalu,”kata Daniel Womsiwor pengamat sepak bola dan mantan pelatih tim sepak bola PON 2012 di Riau bersama Nelson Alom dan Anis Nabar.
Adalah pelatih dan peletak dasar sepak bola Samba Brasil di Persipura mendiang HB Samsi yang menegaskan hargailah pesepak bola anak anak asli Papua karena mereka juga pemain terbaik dan professional. Penting menghargai pesepak bola Papua dan ini akan membuat sepak bola di Papua akan terus berkembang.
Bek sayap berusia 37 tahun itu sebelumnya cukup lama membela Bhayangkara FC setelah gabung dari Persebaya Surabaya, yakni pada 2020-2023.
Sudah sempat menjadi kapten tim, ia angkat kaki untuk membela tim asal kota kelahirannya, PSBS Biak, selama semusim pada Liga 2 2023-2024.
Bersama Bhayangkara FC di Liga 1, Ruben Sanadi tampil pada 48 laga (3.864 menit bermain) selama tiga musim dan punya sumbangan lima assist.
Perginya Ruben Karel Sanadi tak perlu disesali, karena nasi sudah jadi bubur . Kini ia bermain bersama Bhayangkara FC dengan pelatih asal Brasil Gomes de Oliveira. Ruben Sanadi bertekad bersama pemain Bhayangkara FC lainnya untuk membawa kembali Bhayangkara FC ke Liga 1 musim depan. Jangan tangisi dan sesali keputusan Ruben Karel Sanadi, karena bermain sepak bola sudah menjadi profesinya menjelang akhir kariernya. (dominggus a mampioper, editor senior jubi.id dan mantan koresponden goal.com Indonesia dari Jayapura)