Ketika mantan pemain PON Papua 2021 direkrut Persipura, “regenerasi bisa terjaga”
Jayapura, GP- Nasi sudah menjadi bubur, tim berjuluk Mutiara Hitam sudah turun kasta ke Liga 2. Mau bilang apa! Itu sudah terjadi, namun paling tidak ada kata terlambat melakukan semua itu, tanpa akademi dan binaan pemain muda. Memang masih ada beberapa pemain muda masih bertahan sebut saja Ramai Rumakeik, Horota, Alphons Migau termasuk beberapa pemain senior, Ricardo Salampessy, Ian Luis Kabes dan mungkin Boaz T Solossa serta Jan Pieter Nasadith dan Anis Nabar.
Ricky Chawor sudah mulai bersinar bersama klub PSSleman, klub berjuluk Elang Jawa dengan awali kompetisi Liga1 dengan gol cungkil dari jarak jauh. Mantan kapten PON 2021 ini menjadi pemain lokal pertama mendetak gol di tengah persaingan striker asing dengan kebijakan 5 +1 (lima pemain asing ditambah satu Asia).
Kaka Eduard semula masih menunggu peluang untuk membesut Mutiara Hitam, tetapi begitu putusan pelatih Persipura adalah Ricky Nelson. Kaka Edu pun langsung melatih Persewar Waropen, pemain jebolan PON 2021 pun terpecah. Ada yang membela Persewar dan juga bermain untuk klub berjuluk Mutiara Hitam.
Saat terjadi derby Papuaberlangsung antara Persipura melawan Persewar, ternyata banyak pengamat menilai bahwa karakter tim berjuluk Mutiara Hitam telah berada pada tim seribu bakau, Persewar Waropen. Sedangkan tim berjuluk Mutiara Hitam hanya bermain aman dan tidak banyak berkreasi dalam menyerang. Apalagi pelatih Nelson hanya bermain aman dengan mencari point karena itulah sepak bola modern.
Sebut saja misalnya saat melakoni dua laga Liga2 di wilayah timur Indonesia, tampaknya permainan Mutiara Hitam dengan sentuhan satu dua, sebagaimana dimainkan tim Mutiara Hitam belum kelihatan tajinya. Kemenangan atas Kalteng Putra terobati tatkala adanya gol penalti yang membuat permainan semakin berkembang.
Sebaliknya tim lawan Kalteng Putra semakin tenggelam karena kecewa dengan hadiah pinalti. Persipura menang telak di Stadion Lukas Enembe dengan skor 4-0. Pertandingan selanjutnya di Balikpapan, kalah 2-1 walau Ramai Rumakiek telah menjebol gawang dan unggul 0-1. Tapi striker eks PON 2016 Isir kembali membalik keadaan dan tim tuan rumah unggul 2-1.
Serangan Persipura tetap seperti biasanya melalui wing bek kiri maupun kanan tanpa ada kreasi serangan dari lini tengah. Tak ada permain sentuhan satu dua dan bola bola pendek cepat ibarat yosim samba. Padahal jika bermain cepat dengan mengandalkan pemain muda so pasti akan berubah.
Walau memang masih ada kesalahan teknik misalnya salah umpan, salah passing, kontrol yang lepas, terlambat menutup serangan lawan bahkan jarak antara pemain jauh. Walau tak ada playmaker yang bagus mestinya harus ada transisi antara serang dan bertahan bersama. Jangan berikan lawan berdiri bebas dan menyerang.
Gol Isir bisa menjadi pengingat lini belakang untuk tidak membiarkan penyerang bebas berkeliaran di belakang, bukan berarti main tebas tetapi harus menjaga pergerakan tanpa bola. Ingat harus menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan bersama. Meski demikian klub asuhan Ricky Nelson waktu itu mampu bertengger di posisi paling atas wilayah timur, hingga akhirnya Liga2 berhenti.
Kini jelang putaran Liga 2 pada September 2023 dan pra Liga 2 Juli mendatang, tim berjuluk Mutiara Hitam belum ada tanda-tanda persiapkan pelatih dan pemain. Terkecuali pihak menejemen terutama melalui juru bicara Persipura Everd Soumilenna hanya mengucapkan terima kasih kepada mantan menejer Persipura. Dia juga meminta ada laporan pertanggunganjawaban dari mantan menejer musim lalu.
Ketua Umum Persipura Benhur Tommy Mano sudah mewanti-wanti tim berjuluk Mutiara Hitam akan berlatih di Timika. Okelah rencana berlatih di Bumi Amungsa boleh-boleh saja. Tapi upaya membentuk tim belum teruwujud. Ataukah musim ini berlaku persiapan tim Mutiara Hitam senyap tanpa suara? Tak tahulah, tapi yang jelas semua pihak masih menanti, kapan Mutiara Hitam dilaunching? Apakah menunggu laporan pertanggungan jawaban dari eks menejer musim 2022/2023 ?
Mengapa belum ada penunjukan pelatih kepala yang akan membesut tim Mutiara Hitam, hingga merekrut pemain-pemain? Pasalnya jebolan pemain muda PON 2021 menjadi penting, sebab sejak musim 2005/2006 selalu saja ada pemain jebolan PON. Sebut saja pemain PON 2004 misalnya Boaz, Korinus Fingkreuw dan Christian Worobay serta Ian Luis Kabes merupakan anak anak muda yang akan berpasangan dengan senior mereka. Ivakdalam, Komboy, David Darocha, Victor Igbonefo dan pemain asing lainnya bermain padu termasuk Mauly Lessi, Marwal Iskandar, kiper Jendri Pitoy.
Bahkan pemain muda jebolan PON 1993, Ferdinando Fairyo, Christian Leo Yarangga dan kawan kawan yang membawa Persipura kembali ke Liga 1. Kini seakan akan pemain jebolan PON dilupakan dan berkarier ke luar Papua. Itulah yang terjadi pada Ricki Chawor usai Mutiara Hitam turun kasta, Chawor pun berpindah klub mulai dari Persija hingga takandas di PSSleman bersama Todd Rivaldo Ferre.
Dua pemain asing di Liga 2
Sementara itu Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus mengatakan pelaksanaan Liga 2 musim 2023/2024 akan ada penggunaan dua pemain asing. Sedangkan untuk jadwal kompetisi akan dimulai pada September tanpa menentukan waktu yang tepat untuk kompetisi.
Sebelum kompetisi dimulai akan dilakukan pra kompetisi Juli- Agustus bagi 28 klub peserta kompetisi di Liga 2. Kompetisi Liga 2 diperbolehkan memakai satu pemain Asia dan satu lagi non Asia. Meskipun mereka belum menerbitkan regulasi pemain asing karena harus mendapat persetujuan dari PSSI.(*dominggus a mampioper)