Lamine Yamal raih prestasi 16 tahun, tetapi bisakah ia menyamai rekor Messy?

Yamal masih berusia 17 tahun dan memiliki banyak ruang untuk berkembang dan akan meraih banyak gelar baik individu maupun tim. Bahkan kapten timnas Portugal ini meminta agar media dan penggemar berikan waktu dan ruang untuk Yamal tumbuh tanpa tekanan yang berlebihan. Ia kandidat kuat Ballon Dior 2025 bersaing dengan Dembele eks Barcelona merebut gelar individu senior.
Jayapura, Papua Goal– Prestasi terbesar Lamine Yamal saat masih berusia 16 tahun adalah membawa tim nasional Spanyol juara Eropa 2024 lalu. Ia ikut turnamen itu sembari mengerjakan tugas tugas pekerjaan rumah dari sekolahnya di Barcelona. Bahkan ia dinobatkan sebagai pemain muda terbaik berusia 16 tahun di semi final melawan Mbape dan Dembele kandidat kuat Ballon Dior 2025. Dembele dan Yamal saingan terkuat sebagai mantan pemain Barcelona dan pemain jebolan La Masia pemain utama Barcelona.
Sebagai jebolan La Masia di akademi Barcelona, Yamal so pasti dibandingkan dengan Lional Messy alias Lapulga si kutu dari Rosario Argentina.
” Saya tidak membandingkan diri saya dengannya, karena saya tidak membandingkan diri saya dengan siapa pun – apalagi dengan Messi ,” kata Yamal kepada wartawan, sembari menggambarkan pemain Argentina itu sebagai “pemain terbaik sepanjang sejarah”. “Saya rasa perbandingan itu tidak masuk akal, apalagi dengan Messi – saya akan menikmati diri saya sendiri, dan menjadi diri saya sendiri.”tambahnya.
Ia lebih mengidolakan Neymar Yunior eks Barcelona yang kini bela Santos di Brasil klub yang telah membesar Neymar itu. Tampak Yamal lebih mirip Neymar saat mengontrol maupun mendribel bola termasuk gaya rambut dan berajojing di lapangan.

Namun antara Messy dan Neymar terdapat perbedaan di mana, Neymar hampir selalu didera cidera baik di Barcelona, maupun pindah ke PSG. Bahkan mengalami cidera saat bermain untuk Al Hilal di Arab Saudi. Saat membela timnas Brasil Oktober 2023 dia mengalami cidera ligament lutur (ACL) hal ini membuat absen belas Al Hilal hingga akhirnya didepak.
Bukan hanya Neymar saja, Ansu Fati yang semula digadang gadang ganti Messy juga gagal. Jebolan La Masia ini telah mengenakan jersey no 10 warisan Messy dan juga Ronaldinho akibatnya Yamal tetap kenakan no 19. Pemain asal Maroko itu tetap menolak memakain no 10 untuk menghormati Ansu Fati.

Ansu Fati gagal pertahankan permainannya karena cidera yang dideritanya, Ansu Fati memang mengalami cedera, tetapi bukan cedera ACL. Ia mengalami robekan meniskus internal di lutut kirinya pada musim 2020/2021. Akibatnya ia tak mempengaruhi penampilan di lapangan. Apalagi persaingan di klub Barcelona semakin tinggi terutama lahirnya bintang bintang muda La Masia, Lamina Yamal, Pedri , Gavi dan bek tengah Pau Cubarsi Paredes.
Jaga Yamine Lamal dan berikan waktu
Meski Lamine Yamal menyalami CR 7 tanpa melihat wajah Ronaldo setelah pertandingan final UEFA Nations League antara Portugal dan Spanyol. Mantan pemain Real Madrid dan Manchester United itu menyampaikan pesan kepada Lamine Yamal agar tidak terlalu dibebani ekspektasi tinggi.
CR 7 mengingatkan bahwa Yamal masih berusia 17 tahun dan memiliki banyak ruang untuk berkembang dan akan meraih banyak gelar baik individu maupun tim. Bahkan kapten timnas Portugal ini meminta agar media dan penggemar berikan waktu dan ruang untuk Yamal tumbuh tanpa tekanan yang berlebihan.
“Bakat yang luar biasa dimiliki pemain muda tersebut,”kata Ronaldo memuji pemain Barcelona itu.
Maradona dan Lionel Messy

Dalam buku berjudul The Inside Story of The Boy Who Became a Legend, Messy oleh jurnalis sepak bola asal Italia, Luca Caioli saat mewancarainya Frank Rijkaard pelatih Barcelona yang pertama kali memainkan Lionel Messy yang memulai debutnya pada 16 Oktober 2003 saat Messy usia 16 tahun.
“Messy masih muda dan masih panjang kariernya. Aku mengerti mengapa mereka banyak yang membandingkan Leo dan Diego. Mereka berdua berasal dari Argentina, sama sama bertubuh kecil, dan berkualitas, tapi masalah perbandingan selalu rumit,”kata mantan pemain timnas Belanda itu.
Dia menegaskan, saat itu di era kejayaan Maradonna adalah mencerminkan sepak bola dan jelas bahwa Maradona, sepak bola. “Sedangkan Leo adalah seorang pesepak bola yang unik, kita harus menunggu hingga akhir kariernya untuk bisa membandingkannya dengan Maradona,’kata Rijkaard.
Jelang akhir kariernya 2022 di Qatar Messy melengkapi gelar Piala Dunia bersama Argentina dan sebelumnya bersama Argentina dua kali meraih Copa Amerika. Piala Dunia 2026 Messy masih digadang gadang ikuti Piala Dunia, walau pelatih Argentina Lionel Scalloni mengakui kalau skuadnya sudah mulai lepas dari ketergantungan terhadap Lionel Messy. Meski peluang bagi Messy untuk skuad Argentina masih terbuka untuk 2026 di Amerika Serikat, Mexico dan Canada.
Lalu bagaimana dengan Maradona, juga demikian tidak ikut Piala Dunia 1978 di Buenos Aires? Padahal waktu itu Diego sudah berusia 17 tahun dan layak masuk timnas senior Argentina. Apalagi bermain di depan pendukung Argentina. Tidak bagi pelatih Cesar Luis Menotti untuk memanggil Diego Armando Maradona.
Ada beberapa alasan dari Cesar Luis Menotti untuk membawa Maradona ke skuad Piala Dunia 1978, pertama masih berusia 17 tahun saat itu. Menotti merasa Maradona belum siap secara mental dan fisik untuk turnamen sebesar Piala Dunia.
Kedua menurut Menotti karena ada masalah cidera hamstring yang dialami Maradona saat berlatih dan ketiga rekam jejaknya yang indispliner. Namun yang terpenting di sini, Menotti menganggap secara mental dan fisik Maradona belum siap.
Saat Maradona berusia 26 tahun pada Piala Dunia 1986 di Final melawan Jerman Barat, Diego Maradona dan kawan kawan menang 3-2 di Estadio Azteca di Mexico City pada 29 Juni 1986. Empat tahun kemudian Diego Maradona dan kawan kawan kembali masuk final kalah lagi di final melawan Jerman Barat tim Albiceleste kalah tipis 0-1 di Stadion Olimpico Italia.
Sedangkan Messi usia 18 tahun melakoni debutnya bersama timnas senior pada 17 Agustus 2005 menghadapi Hongaria pada laga persahabatan. Itu adalah kali pertama dia dipanggil ke level senior setelah tampil menawan bersama Barcelona.
Berdasarkan pencapaian Messy dan Maradona, bersama timnas Spanyol Yamine Lamal meraih gelar saat masih usia 17 tahun dan menjadi pemain muda terbaik.

Sebagaimana pesan Rijkaard kepada Lionel Messy yang selalu dibandingkan dengan Diego Maradonna, “tunggulah hingga akhir karier Messy bagaimana Leo konsisten menjaga prestasi sampai sekarang masih bermain di Inter Miami di usia 38 tahun, bahkan tidak tertutup kemungkinan ikut Piala Dunia 2026. Akankah duel antara Argentina sebagai pemenang Copa America 2024 dan Spanyol yang mengangkat trofi EURO 2024.”Finalissima 2025 Siap Digelar, Menanti Duel Lionel Messi dan Lamine Yamal.” Pemain senior jebolan La Masia akan akhiri kariernya sedangkan pemain muda Yamine Lamal akan menyamai rekor Messy dari muda sampai umur 38 tahun. Hanya waktu yang bisa berbicara.(*)