Theodorus Bitbit, legenda Papua dari striker sampai jadi penjaga gawang
Jayapura, GP- Kalau kapten Persipura Ian Kabes bisa bermain pada semua posisi hanya menjadi penjaga gawang Kabes belum pernah. Berbeda dengan senior Kabes di SMA Ragunan Jakarta, Theodorus Bitbit. Dia juga mampu bermain di segala posisi termasuk menjadi kipper.
Theodorus Bitbit adalah legenda Papua yang hilang karena kesibukannya sebagai aparatur sipil negara(ASN) di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua. Jebolan Perbanas Jakarta ini pernah tercatat sebagai legenda sepak bola Indonesia. Bersama Noach Maryen keduanya bersekolah di SMA Ragunan Jakarta sekolah khusus bagi atlet masa depan Indonesia.
Dalam bincang-bincang di kediamannya Bhayangkara, Kota Jayapura pemain serba bisa ini mengaku sewaktu masih sekolah di Ragunan Jakarta. Suatu kali dia meminta kepada pelatih untuk latihan menjadi penjaga gawang. “Ini hanya semula iseng-iseng saja, hingga akhirnya mampu jadi kipper,”kata eks defender Arema era 1987 mengawali kisahnya.
Theo mengaku kalau bisa bermain di segala posisi mulai dari striker, gelandang sampai dengan bek. Bahkan pernah menjadi penjaga gawang ketika kiper timnas Indonesia terkena kartu merah. Saat itu slot pergantian pemain sudah habis dan Theodorus Bitbit harus menggantikan penjaga gawang.
Theodorus Bitbit, Noach Maryen dan kawan-kawan juara Piala Pelajar Asia 1984 yang berlangsung di Stadion Jawaharlal Nehru, New Delhi, India (11/10/1984). Selanjutnya Indonesia mengalahkan Thailand 1-0 dan dalam babak final Piala Pelajar Asia 1985 yang berlangsung di Stadion Utama, Senayan, Jakarta, Indonesia (20/12/1985), Indonesia mengalahkan lawan yang sama, Thailand 2-0.
Timnas Indonesia pelajar asuhan Omo Suratmo, Maryoto, dan Bukhard Pape ini tercatat nama-nama pemain, antara lain Yudi Guntara, Noach Maryen, Thedorus Bitbit, Frans Sinatra, dan Budiman Yunus serta Rahmad Dharmawan.
Saat Rahmad Dharmawan menukangi Persipura 2005 lalu,pernah meminta Thedorus Bitbit untuk berkunjung ke tempat tinggal mereka di Hotel Relat Argapura kala itu. “Saya menolak karena tidak enak, dia khan menjadi pelatih Persipura dan saya tetap fokus dengan pekerjaan,”kata Theodorus Bitbit.(*)