60 calon mahasiswa Amungme dan Kamoro dikirim YPMAK ikut bimbingan pra kuliah
Kami bangga dan senang melihat anak-anak Papua bersemangat melanjutkan sekolah. Beasiswa ini adalah salah satu upaya kami memastikan anak-anak Papua khususnya Amungme dan Kamoro, serta masyarakat asli Papua lainnya mendapatkan kesempatan yang luas untuk menuntut ilmu
TIMIKA, papuagoal.com- Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme-Kamoro (YPMAK) pada 2024 ini telah 60 calon mahasiswa asal suku Kamoro dan suku Amungme (AMOR) dari Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Anak anak mahasiswa ini akan mengikuti program Bimbingan Prakuliah yang diselenggarakan Yayasan Bina Taruna Bumi Cenderawasih (Binterbusih) di Semarang, Jawa Tengah.
“Adapun 60 mahasiswa ini terdiri dari 20 calon asal Suku Kamoro dan sebanyak 40 calon mahasiswa dari suku Amungme.” Demikian press release yang diterima papuagoal.com dari Humas YPMAK belum lama ini dari Timika.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Direktur dan EVP Sustainable Development and Community Relations PTFI Claus Wamafma mengatakan, YPMAK selaku pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) terus mengembangkan program-programnya, salah satunya dengan pemberian beasiswa kepada anak-anak dari Suku Amungme dan Suku Kamoro serta 5 suku kekerabatan lainnya (Dani, Damal, Moni, Mee, Nduga) untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang universitas.
“Kami bangga dan senang melihat anak-anak Papua bersemangat melanjutkan sekolah. Beasiswa ini adalah salah satu upaya kami memastikan anak-anak Papua khususnya Amungme dan Kamoro, serta masyarakat asli Papua lainnya mendapatkan kesempatan yang luas untuk menuntut ilmu,” kata Claus Wamafma.
Dia menjelaskan, Freeport Indonesia berkomitmen mendukung pendidikan di Papua, khususnya Kabupaten Mimika. Kuota beasiswa dari YPMAK tahun ini sebanyak 3.000 mulai dari tingkat TK, hingga Perguruan Tinggi dengan sekolah tujuan tersebar di Papua dan luar Papua.
“Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Ini yang kami selalu tekankan kepada anak-anak dan orang tua. Oleh karena itu anak-anak harus mau belajar dan orang tua mendorong anak-anak untuk bersekolah di luar Timika,” katanya.
Sementara itu, Pembina Yayasan Binterbusih, Paul Sudiyo mengatakan, pendidikan Prakuliah bertujuan mempersiapkan para penerima beasiswa secara akademis dan psikologis, agar mereka dapat menyesuaikan diri dan mampu menyelesaikan studinya dengan baik dan tepat waktu.
“Para penerima beasiswa mendapat berbagai bimbingan antara lain dasar-dasar akademik, pembentukan karakter dan pengenalan budaya setempat,” katanya.
Selain itu, dengan bimbingan intensif dan persuasif dari para pengajar dan mentor diharapkan mereka mampu beradaptasi dalam berbagai mata pelajaran dan lingkungan sosial mereka yang baru.
Dalam pendidikan Prakuliah ini, kata Paul, Binterbusih juga bekerja sama dengan perguruan tinggi dengan menyediakan dosen pembimbing sesuai kebutuhan para anak didik.
“Melalui pertemuan mingguan dan bulanan antara dosen pembimbing dengan anak-anak maka diharapkan anak-anak termotivasi untuk menjalani proses pembelajaran,” harapnya.
Salah satu penerima beasiswa, Yohana Tumuka mengaku senang meraih beasiswa untuk melanjutkan sekolah.
“Bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena melalui beasiswa YPMAK ini, saya mendapat peluang untuk berkuliah di luar Papua, tepatnya di Semarang, Jawa Tengah. Saya ingin ambil jurusan Psikologi,” katanya.
Remaja Kamoro ini menilai, program bimbingan Binterbusih sangat bermanfaat karena ia mendapat kesempatan berdiskusi dengan mahasiswa jurusan psikologi, membaca banyak buku dan artikel psikologi, serta beradaptasi dengan lingkungan dan budaya yang baru.
“Dengan ilmu yang akan saya pelajari, saya berharap bisa membantu orang tua dan terutama anak muda di Papua, khususnya Kamoro, Mimika yang masih banyak menikah pada usia muda,” katanya.(dam)