Kelas Montestori di SATP sekolah binaan YPMAK Timika Papua Tengah
“Sekolah ini memiliki siswa berjumlah 1.190 untuk tingiat SD dan SMP dengan rata-rata siswa per kelas 28 orang.”
TIMIKA, papuagoal.com- Kelas montessori adalah salah satu model pelajaran untuk anak berusia 6 sampai 7 tahun atau lebih kepada anak-anak yang baru masuk sekolah. Sekolah binaan Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) di Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) di Timika Papua Tengah mulai menerapkannya pada 9 Agustus 2024.
Pembelajaran di kelas ini, diberikan oleh tiga pengajar yang didatangkan langsung dari Jogjakarta. Masing-masing pengajar menangani satu sampai dua anak. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD (Wakakur SD), Dewa Komang Trimahayana kepada papuagoal.com di Timika mengatakan yang mengajar di kelas ini, spesialis (montessori) didatangkan dari Jogja.
Di sekolah ini, ada berbagai kelas-kelas yang mungkin tidak ditemukan di sekolah lain di Kabupaten Mimika. Salah satunya adalah kelas montessori.
Kelas montessori ini dibuat untuk anak berusia 6 sampai 7 tahun atau lebih kepada anak-anak yang baru masuk sekolah. Pembelajaran di kelas ini, diberikan oleh tiga pengajar yang didatangkan langsung dari Jogjakarta. Masing-masing pengajar menangani satu sampai dua anak.
“Kita akan tambah juga tenaga untuk asisten, dan kami rencana akan diterapkan di semua kelas,” kata Dewa Komang Trimahayana
Menyimak kurikulum dan model pendidikan di SATP ini jelas level internasional bagi murid kelas 1-6 maupun 7 sampai dengan 9. Bahkan guru-guru bahasa Inggrisnya pun berasal dari Filipina.
Saat ini SATP dikelola oleh Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) dan merupakan mitra pendidikan dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI).
“Sekolah ini memiliki siswa berjumlah 1.190 untuk tingiat SD dan SMP dengan rata-rata siswa per kelas 28 orang. Jumlah siswa ini dibuat kurang dari jumlah yang seharusnya, agar guru-guru bisa maksimal memberikan pelajaran kepada para siswa,”kata Kepala Sekolah SATP Johana M M Tnunai saat bertemu dengan rombongan dari AMSI se wilayah Papua belum lama ini di Timika.
Dikatakan sekolah berpola asrama ini memiliki jumlah guru mengajar berjumlah 80 orang dan staf sekolah juga berjumlah 80 orang.
Di sekolah ini juga ada perpustakaan yang suasananya dibuat sangat nyaman. Tidak hanya buku, di ruangan ini juga tersedia puluhan komputer yang bisa digunakan oleh para siswa. Yang berbeda, di ruangan perpustakaan, para siswa wajib menggunakan bahasa Inggris.
Selain perpustakaan, ada juga laboratorium komputer yang di dalamnya sudah ada komputer. Dengan lab komputer ini, para guru juga sudah membuat akun email untuk masing-masing siswa, yang bisa digunakan untuk mengirim dan menerima tugas dari guru.
Kemudian, ada Laboratorium Kimia. Di lab ini, para siswa kelas 7 sudah berhasil mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar minyak yang digunakan untuk kompor. Minyak jelantah ini disaring dan dicampur dengan Etanol dan Kapur barus bisa digunakan untuk bahan bakar kompor.
Mungkin yang menarik adalah Taman Hewan yang menjadi Laboratorium Alam, karena para murid kelas VII sampai dengan kelas IX bisa mengenal hewan endemic asal Papua berupa tua jambul kuning, Nuri kepala hitam, Merpati, Nuri bayan, Maleo, Mambruk, Kanguru, Kasuari, Rusa, Taon taon, Kakatua raja, Elang Papua dan Kelelawar. Selain itu adapula hewan eksoktik luar Papua kera ekor panjang yang juga banyak ditemui di hutan jalan baru Kota Jayapura.
Guru bahasa Inggris asal Filipina dalam Ruang Teachcast ini, para siswa belajar berbahasa Inggris secara langsung dengan para pengajar dari Amerika melalui video conference. Para siswa mulai kelas 3 SD sampai kelas IX SMP di kelas ini belajar dengan guru berkebangsaan Filipina, Jayson Alvarez Bulanhagui.
“Kita mengajari mereka mendengar dan berbicara soal gramatika nanti setelah mereka tamat dan melanjutkan pendidikan ke SMA,”kata Guru asal Filipina itu Jayson Alvarez.
Tercatat beberapa anak anak dari SATP ini berhasil meraih juara di tingkat nasional maupun regional dengan memperoleh medali.(dam*)