Breaking News

SATP binaan YPMAK terus tingkatkan kualitas dengan program Montessori Class


Anak anak dilatih berkonsentrasi dalam class Montessori- PG/dam

Metode ini anak-anak belajar mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, baik hubungan sosial maupun lainnya secara integrasi

TIMIKA, papuagoal.com– Siang itu, Sabtu 3 Agustus 2024  anak-anak usia 6-7 tahun terlihat asik bermain-main dengan alat peraga di ruang kelas Montessori,Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) binaan YPMAK pengelola dana PT Freeport.

Mitra YPMAK dari Suawesi Utara Yayasan Pendidikan Lokon terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak didik putra-putri asli Suku Amungme dan Kamoro, serta 5 suku kekerabatan lainnya (Dani, Damal, Nduga, Mee, Moni). Demikian pantauan papuagoal.com di kelas Montessori, Sabtu 3 Agustus 2024 di SATP di Timika.

Salah satu program yang dilakukan SATP, yakni ‘Montessori Clas’ (kelas Montessori). Program ini baru diluncurkan pada Jumat (9/8/2024), ditandai dengan pemukulan tifa oleh Senior Vice Presiden Community Development PTFI, Nathan Kum, Wakil Direktur Grant Making YPMAK, Yohan Wambrauw, dan Ketua Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) Perwakilan Timika, Andreas Ndityomas.

Anak asyik menggunting kertas dalam class Montessori- PG/dam

SATP dikelola oleh YPL, mitra pendidikan dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia.

Montessori adalah metode pendidikan untuk membantu anak mencapai potensinya dalam kehidupan.

Metode ini menekankan kemandirian dan keaktifan anak dengan konsep pembelajaran langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif.

Untuk menjalankan metode Montessori, SATP menyiapkan tiga kelas khusus dengan pendamping yang didatangkan dari Yogyakarta.

Kepala YPL Timika, Andreas Ndityomas mengatakan, program Montessori merupakan bagian dari pengembangan kurikulum pendidikan berbasis kehidupan kontekstual Papua.

Dua pelajar kelas 1 sedang belajar dan bermain alat peraga class Montessori -PG/dam

Pada pelaksanaan pembelajaran, YPL menemukan anak-anak Papua membutuhkan pendampingan khusus. Pendampingan khusus ini lebih kepada bagaimana peserta didik bisa memahami segala hal, mulai bentuk, ukuran, maupun lainnya.

“Inilah yang mendorong kami melakukan kajian kebutuhan riil anak-anak Papua di SATP. Dari kajian itu, kami temukan alur belajar berdasarkan pengalaman nyata bersama siswa, guna membangun teori dan karakter sebagai pengetahuan (teori, prinsip, teknik, dan entrepreneur),” katanya.

Kata dia, pada saat melakukan kajian, pihaknya juga mendatangi sekolah-sekolah internasional. Tujuannya untuk mendapatkan referensi pelaksanaan pola dalam pelaksanaan pembelajaran.

“Nah, di Sekolah Montessori Yogyakarta, kami menemukan metode kurikulum yang pas untuk gap (selisih atau celah) antara anak masa sensitif belajar untuk bisa masuk ke kurikulum merdeka belajar,” terangnya.

Metode untuk mengurangi gap itu adalah program Montessori. Karena di program Montessori, logika, karakter, ketelitian diatur dalam proses pembelajaran. Namun pada program kelas Montessori, pihaknya tidak melepas kurikulum (merdeka belajar) yang ada, tetapi diintegrasikan.

 Diperkirakan 3-6 bulan anak-anak yang ikut program bisa naik level. Kalau sudah naik level, maka tingkat afektif, kognitif, dan behavior sudah matang dalam menjalani tahapan berikutnya,” ujarnya.

Sementara Ketua Program Pengembangan Montessori SATP, Theodora Karmayanti Widyaningsih menjelaskan, metode Montessori bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak terutama di tingkat SD. Dalam arti kualitas lulusan SATP memiliki kemampuan baik personal maupun akademik.

Hal ini dikarenakan, metode Montessori memberikan ruang kepada anak-anak untuk mengembangkan keunikan dan karakteristik. Dalam arti metode ini adalah sebuah pendekatan pendidikan menggunakan beberapa hal secara detail untuk bisa masuk dalam pembelajaran di kelas.

Guru tetap mendampingi anak anak dalam class Monstessori-PG/dam

Melalui metode ini anak-anak belajar mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, baik hubungan sosial maupun lainnya secara integrasi. Jadi tidak dengan kata-kata tetapi melakukan aktifitas dengan seluruh sistem yang ada,” katanya.(*)

Berita Terkait


Breaking News

© 2024 Papua Goal. All Rights Reserved. Design by Velocity Developer.
Top