UNPAD berikan pelatihan CPSM kepada Pengurus YPMAK terpilih 2024-2029
“Pengurus terpilih akan menjalani pelatihan Certified , Professional, Service Management (CPSM)”.
TIMIKA,Papua Goal- Pengurus Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) periode 2024-2029 menjalani pelatihan certified professional service management (CPSM)”. Pelatihan ini dilakukan atas kerja sama Pembina YPMAK dengan salah satu Universitas Negeri Padjajaran (UNPAD) dari Bandung Provinsi Jawa Barat.
Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Emanuel Parorongan mengatakan, Pansel merupakan kepanjangan tangan dari pembina YPMAK untuk mengimplementasikan proses pelatihan terhadap pengurus YPMAK yang baru terpilih periode 2024-2029.
“Kami sangat bersyukur karena telah memberikan kesempatan kepada pengurus YPMAK terpilih. Yang mana pelatihan ini akan jadi bekal dalam menjalankan roda YPMAK untuk mencapai visi dan misi,” kata Emanuel dalam press release yang diterima papuagoal.com dari HUMAS YPMAK , Sabtu (28/9/2024) dari Timika.
Dia menambahkan pelatihan yang akan diberikan adalah paket pelatihan ‘manegerial development program’. Di mana dalam program itu ada sertifikasi CPSM.
Menurut dia, dari pelatihan ini pihaknya mengharapkan semunya berjalan dengan baik sesuai kesepakatan antara pihak Pansel dengan UNPAD Bandung bahwa materi pelatihan akan dilakukan dengan metode yang luar biasa.
Metode materi yang disampaikan pun diharapkan dengan cara unik, menyenangkan, dan tidak membuat para peserta tegang. Sehingga apa yang materi bisa terserap dengan baik, serta apa diharapkan bisa berjalan dengan baik.
“Apabila ada hal-hal yang bisa dikoordinasikan agar berjalan dengan baik, maka untuk tidak ragu dan sungkan mengkomunikasikan dengan Pansel. Sehingga materi bisa diaplikasikan dalam pelaksanaan program kerja untuk mencapai visi dan misi YPMAK,” katanya.
Dikatakan bahwa pelatihan CPSM ini, pengurus YPMAK terpilih mendapatkan materi tentang peranan pelayanan yang prima. Dimana pengertian pelayanan prima adalah pelayanan yang baik dan memuaskan pelanggan atau masyarakat ataupun pemangku kepentingan.
Dari pengertian itu, lanjut dia harus dipahami tentang konsep dan tantangan pelayanan prima. Dimana konsep pelayanan prima tersebut menyangkut ‘attitude’ (sikap), ‘attention’ (perhatian), dan ‘action’ (tindakan).
Apabila dijelaskan lagi, attitude itu mencakup melayani pelanggan berdasarkan penampilan yang sopan dan serasi. Serta berpikiran positif, logis, dan sikap menghargai.
Attention memiliki pengertian, mendengarkan dan memahami (kebutuhan masyarakat), mengamati dan menghargai (perilaku masyarakat), serta mencurahkan perhatian.
Dijelaskan untuk action adalah, mencatat setiap pesanan, kebutuhan, menegaskan kembali kebutuhan masyarakat, dan mewujudkannya.
Sementara untuk tantangan dalam pelayanan prima, seperti kepuasan pelanggan yang beragam, keterbatasan sumber daya, perkembangan teknologi, dan komunikasi internal.
Materi lain adalah mengidentifikasi dan menganalisis perilaku masyarakat. Hal ini diperlukan untuk memahami keputusan pelanggan dalam memutuskan, apakah menggunakan atau tidak.
Pola perilaku pelanggan sendiri merujuk pada tindakan, keputusan, dan preferensi. Oleh itu perlu dipelajari model pola perilaku pelanggan, yakni attention, interest, desire, dan action (AIDA).
AIDA ini seperti, menarik calon donatur melalui kampanye pemasaran. Membangkitkan minat terhadap misi dan program yayasan. Menciptakan keinginan untuk terlibat dan memberikan donasi. Serta mengarahkan calon donatur untuk melakukan tindakan.
Materi lainnya adalah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat melalui iven-iven sosial. Membangun dan memelihara empati.
Komponen empati sendiri seperti afektif (merujuk pada respon emosional) dan kognitif (berkaitan dengan kemampuan atau pengetahuan seseorang).
Selanjutnya materi tentang mengelola keluhan pelanggan. Materi ini penting untuk penanganan terhadap keluhan pelanggan. Biasanya ada beberapa keluhan pelanggan, seperti keluhan yang disebabkan oleh fasilitas, lingkungan tidak berfungsi dengan baik.
Keluhan karena ada sikap atau perilaku pelayanan. Serta tidak tersedianya fasilitas atau layanan khusus yang dibutuhkan pelanggan.
Pada pengelola keluhan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni respon cepat, mengevaluasi, merencanakan investigasi, investigasi, tanggapan, tindak lanjut, dan sistematik.
Para peserta juga mendapat materi tentang menerapkan etika dan pelayanan pelanggan. Ini bertujuan untuk memahami kebiasaan maupun perilaku pelanggan.
Terakhir materi yang didapatkan dalam CPSM adalah merancang survey dan laporan evaluasi pelayanan prima. Tujuan dari survey sendiri ada banyak hal, yakni untuk mengetahui indeks kepuasan pelanggan dalam menentukan kebijakan.
Kemudian, membandingkan harapan dan kebutuhan masyarakat dengan pelayanan yang diberikan. Serta mengidentifikasi kelemahan pelayanan dari unit pelayanan.
Manfaatnya, bisa melakukan evaluasi secara berkala, perbandingan harapan dan kebutuhan, penilaian kepuasan pelanggan, identifikasi kelemahan pelayanan, gambaran umum kinerja pelayanan, dasar penetapan kebijakan, dan persaingan positif antar unit.(dam*)